REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk memperkirakan kredit perusahaan tumbuh di kisaran 10 sampai 11 persen pada tahun ini. Sebelumnya hingga Juni 2023, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 735,9 triliun atau naik 9 persen secara year on year (yoy).
Direktur BCA Vera Eve Lim menjelaskan, petumbuhan itu didorong oleh kredit di sektor konsumsi yang naik. "Sektor konsumsi naik, KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) juga naik," ujarnya kepada wartawan di sela acara Indonesia Knowledge Forum 2023, Selasa (10/10/2023).
Ia menambahkan, penyaluran kredit BCA ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pun tumbuh sekitar 15 persen. Angka itu dinilai lebih cepat dari industri.
Vera mengungkapkan, pertumbuhan kredit ke sektor korporasi kini tengah melambat. Menurutnya, perlambatan itu karena korporasi mulai mengakses pasar modal.
"Mungkin karena corporate beberapa sudah mulai akses ke capital market. Mungkin ada juga yang seasonality, overall pertumbuhannya bagus," tutur dia.
Perlu diketahui, hingga Juni 2023, kredit konsumer BCA menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi. Diikuti oleh kredit komersial dan UKM.
Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp 114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2 persen yoy menjadi Rp 51,4 triliun. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4 persen yoy menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9 persen menjadi Rp 183,9 triliun.
Sementara, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9 persen mencapai Rp 219,2 trilliun. Kredit korporasi juga naik 5,1 persen yoy mencapai Rp 326 triliun.