REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Polisi Australia mengatakan pada Selasa (10/10/2023), sedang menyelidiki protes pro-Palestina di luar Sydney Opera House. Penyelidikan ini dilakukan setelah muncul rekaman sekelompok kecil yang tampak meneriakkan slogan-slogan antisemit dalam demonstrasi tersebut.
Polisi negara bagian New South Wales mengatakan, sedang meninjau rekaman protes untuk menentukan apakah ada pelanggaran yang dilakukan. Rekaman ini muncul usai sekitar 1.000 pendukung pro-Palestina berbaris melalui pusat kota Sydney menuju Opera House yang ikonik di kota itu pada Senin (9/10/2023) malam. Fasilitas itu oleh pemerintah Australia telah diubah menggunakan warna dengan warna bendera Israel setelah serangan mengejutkan Hamas pada pekan lalu.
Rekaman yang belum diverifikasi ini dibagikan oleh Asosiasi Yahudi Australia. Rekaman yang ditampilkan di Sky News ini menunjukkan sekelompok kecil di luar Gedung Opera menyalakan suar dan meneriakkan "gas untuk Yahudi".
Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut laporan slogan anti-Semit yang beredar mengerikan. “Kita adalah bangsa multikultural yang toleran,” ujarnya.
"Saya memahami bahwa masyarakat mempunyai pandangan yang mendalam mengenai isu-isu yang berkaitan dengan konflik Timur Tengah, tetapi di sini, di Australia, kita harus menangani wacana politik dengan cara yang terhormat," kata Albanese.
Penyelenggara protes di Opera House Palestine Action Group Sydney membela haknya untuk memprotes tindakan apartheid Israel. Mereka mengatakan, sejumlah kecil peserta antisemit tidak mendapat tempat dalam gerakan mereka.
Kelompok itu dengan tegas merupakan gerakan anti-rasis dan anti-kolonial. "Kami menolak melawan rasisme dengan rasisme juga,” kata kelompok itu dalam sebuah postingan di media sosial.
“Jika Anda seorang antisemit, Anda tidak diterima dalam demonstrasi kami dan bukan bagian dari gerakan kami. Seperti yang kami lakukan hari ini, kami akan meminta Anda untuk pergi dan kami akan terus melakukan hal ini," ujar keterangan kelompok tersebut.