REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Liga Arab pada Rabu (8/1/2025) mengutuk keras publikasi peta resmi Israel yang menggambarkan sebagian wilayah Yordania, Palestina, Libanon dan Suriah sebagai bagian dari wilayah Israel.
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit memperingatkan bahwa kegagalan komunitas internasional untuk mengatasi tindakan provokatif dan retorika yang tidak bertanggung jawab tersebut berisiko memperburuk ekstremisme dan kontra-ekstremisme di semua pihak, menurut pernyataan yang dipublikasikan di Emirates News Agency (WAM).
Dalam pernyataan terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk publikasi peta Israel melalui akun-akun resmi yang berafiliasi dengan pemerintah Israel. UEA menyebutnya itu sebagai upaya yang disengaja untuk memperluas pendudukan dan pelanggaran terang-terangan serta kontradiksi terhadap hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri UEA menolak semua praktik provokatif yang bertujuan untuk mengubah status hukum wilayah Palestina yang diduduki, dan segala tindakan yang menghalangi upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Kementerian tersebut menekankan pentingnya mengakhiri praktik-praktik ilegal yang merusak solusi dua negara, dan praktik-praktik yang merusak pendirian negara Palestina yang merdeka, dikutip dari laman English Alarabiya, Kamis (9/1/2025)
Hampir 46.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak telah dibunuh Israel melalui serangan Israel ke Gaza, Palestina, menurut pejabat kesehatan di daerah Gaza yang terkepung itu.
Penjajahan Israel terhadap Palestina telah berlangsung sangat lama. Genosida yang dilakukan Israel semakin nampak setelah pejuang Hamas menyerbu wilayah Israel pada 7 Oktober 2023. Pejuang Hamas memperjuangkan kemerdekaan Palestina, saat menyerbu Israel menewaskan 1.200 orang dan menangkap lebih dari 250 sandera, menurut perhitungan Israel.