REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di dalam Alquran, Allah SWT kerap menyebut tentang benda-benda langit serupa bintang dan juga alam semesta.
Nyatanya, Allah SWT selipkan fungsi di setiap ciptaan-Nya, termasuk bintang. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al-Mulk ayat 5 berbunyi:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ Yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu sebagai alat-alat pelontar/pelempar setan."
Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, terdapat tiga hal yang menjadi fungsi bintang-bintang. Berikut adalah penjabarannya:
Pertama, bintang-bintang hanya dijadikan Allah SWT sebagai hiasan langit. Kedua, bintang-bintang dijadikan pelontar setan.
Ketiga, bintang-bintang dijadikan. sebagai petunjuk arah bagi manusia. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam sejumlah riwayat hadits.
Sementara itu, Peradaban Islam telah banyak memberikan sumbangsih terhadap kemajuan dunia, salah satunya melalui ilmu pengetahuan alam. Pada masa kejayaan peradaban Islam, para ilmuwan Muslim saling berpacu mengeksplorasi khazanah keilmuan.
Buktinya, di langit-langit malam jejak sejarah kejayaan pemikiran ilmuwan Muslim masih nyata. Dilansir di About Islam, peran penting para astronom Muslim, salah satunya, pada zaman keemasan Islam, banyak bintang yang diberi nama dengan menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab, kala itu, merupakan salah satu identitas seorang Muslim.
Namun kini, nama-nama bintang biasanya dikenal dalam bahasa Latin, meski tak sedikit pula yang dapat ditemukan jejak kata-kata Arab di dalamnya. Astronom Islam, seperti Aburrahman al-Sufi, memiliki peran penting dalam proses pengetahuan tentang astronomi. Mereka menerjemahkan informasi penting, seperti karya terkenal Ptolemy, Almagest.
Karya ini mencakup garis besar kosmologi Aristoteles, pergerakan bintang, bulan, Jupiter dan Saturnus, gerhana, dan sebagainya. Untuk dapat menerjemahkan sebuah karya serumit ini, seseorang harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang permasalahan tersebut.
Para astronom Arab tidak hanya menerjemahkan karya-karyanya, tetapi juga menambahkan banyak informasi penting. Banyak dari nama bintang-bintang ini yang akhirnya disalin dan digunakan di Eropa, tanpa mengetahui bahwa asal usul nama-nama tersebut adalah bahasa Arab.
Berikut adalah beberapa contoh bintang terang dengan nama Arab, meskipun biasa dikenal dan disebut dalam bahasa Latin:
Pertama, Altair.
Nama bintang ini sebenarnya merupakan kependekan dari ‘an-Nisr ut-Ṭa’ir’ yang artinya Elang terbang.
Kedua, Rigil Kentaurus.
Nama ini berasal dari 'Rijlul-Qanturis. Jika diterjemahkan, maknanya berarti Kaki Centaur.
Ketiga, Betelgeuse.
Baca juga: Alquran Sebut Ada Makhluk Hidup di Luar Angkasa, tapi Apakah Alien? Ini Kata Prof Quraish
Betelgeuse merupakan salah satu bintang terkenal yang sangat cerah. Maknanya berarti rumah sang raksasa yang berasal dari nama Arab 'Ibt ul-Jawza'.
Keempat, Deneb.
Nama ini adalah versi singkat dari kata 'Dhanab ud-Dajajah' dalam bahasa Arab yang berarti ekor ayam.
Kelima, Alnitak.
Bintang ini dinamakan demikian yang berarti ikat pinggang. Nama itu berasal dari kata Arab 'an-Nitaq'.
Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya
Keenam, Fomalhaut.
Bintang ini diberi nama 'Fum al-Hul' dalam bahasa Arab yang berarti mulut Paus.
Ketujuh, Algol.
Algol adalah versi singkat dari nama Arab 'Ra'as al-Ghul'. Yang dikenali adalah kata ghoul di dalamnya. Ghoul adalah sosok dalam legenda Arab dan merupakan sejenis setan, monster yang menakutkan.
Tentunya selain nama-nama bintang, nama rasi bintang hingga benda-benda langit lainnya di alam semesta banyak yang dinamakan dengan bahasa Arab. Ini merupakan bukti konkret adanya jejak kontribusi ilmuwan Muslim dunia di langit-langit malam. Mendangaklah, renungkan! Betapa kecilnya manusia.