REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemkab Bogor memiliki persediaan beras hingga 298 ton, untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang menyebabkan terjadinya gagal panen. Saat ini, tercatat ada 221 hektare sawah di Kabupaten Bogor mengalami gagal panen atau puso.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bogor, Asep Mulyana, mengatakan, ratusan ton persediaan beras itu nantinya bukan hanya untuk menghadapi bencana kekeringan. Namun, juga untuk mengantisipasi bencana lainnya.
“Ketersediaan Insya Allah kita punya Ketersediaan pangan. Kita masih punya persediaan 298 ton beras untuk kalau ada bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran, ataupun korban puting beliung,” kata Asep kepada wartawan, Selasa (10/10/2023).
Untuk memastikan persediaan beras aman, Asep mengaku selalu berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor. Dimana pada DKP terdapat tim UPT (Unit Pelayanan Teknis) untuk memeriksa kualitas pangan atau beras yang dipasarkan.
Perihal apakah Pemkab Bogor akan menambah pasokan beras dari luar daerah, menurut Asep, hal itu tergantung pada dampak bencana yang ada. Lalu melihat bagaimana Distanhorbun Kabupaten Bogor menindaklanjutinya.
“Kalau DKP Insya Allah, kalau memang ada dampak bencana itu, baru kita intervensi,” ujarnya.
Saat ini, Distanhorbun Kabupaten Bogor mencatat ada 221 hektare sawah yang dikelola 41 kelompok tani di Kabupaten Bogor, mengalami gagal panen. Sawah yang mengalami gagal panen itu tersebar di 11 kecamatan, yakni Cibungbulang, Cileungsi, Citeureup, Gunungputri, Jasinga, Klapanunggal, Nanggung, Pamijahan, Rumpin, Sukamakmur, dan Tenjo.
Di tengah kondisi tersebut, Kabid Perlindungan dan Pelayanan Usaha Distanhorbun Kabupaten Bogor, Judi Rahmat, mengaku optimistis dapat memenuhi kebutuhan beras untuk masyarakatnya. Meski sawah seluas 221 hektare mengalami puso.
Sebab, kata dia, sawah yang mengalami gagal panen tersebut luasnya kurang dari 1 persen jika dibandingkan dengan luas sawah di seluruh Kabupaten Bogor yang mencapai 38.000 Hektare.
Terlebih, kata Judi, kebutuhan beras masyarakat Kabupaten Bogor tidak 100 persen beragantung pada produksi petani di daerahnya. Menurut dia, 38.000 hektare sawah yang ada di Kabupaten Bogor baru mampu memenuhi sekitar 40 persen kebutuhan beras di daerahnya.
“Kalau ketersediaan pangan itu bukan bergantung pada produksi sendiri ya, jadi ketersediaan itu ada pasokan dari luar seperti Cianjur, Karawang, dan lain-lain,” ucapnya.