Kamis 12 Oct 2023 14:42 WIB

Agar Ngaji di Media Sosial tak Tersesat, ini Caranya

Kemenag ingatkan masyarakat cari pendamping belajar Alquran di medsos.

Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ngaji Alquran.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Ilustrasi ngaji Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan masyarakat agar mencari pendamping atau guru saat mempelajari baca tulis Alquran di media sosial (medsos).

"Kami tidak bisa membatasi masyarakat dalam mengakses cara belajar Alquran itu dari media sosial, tetapi pada saat yang bersamaan saya kira kami mengingatkan agar masyarakat pun mendapatkan guru- guru Al Quran," kata Direktur Penerangan Kemenag Ahmad Zayadi di Jakarta, Kamis (12/10/2023). 

Baca Juga

Hal itu disampaikan Ahmad menyikapi hasil survei "Potensi Literasi Alquran Masyarakat Indonesia" tahun 2023 yang menunjukan bahwa literasi Alquran dari medsos berdampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan baca tulis Alquran umat muslim di Indonesia dengan skor 72,9403 persen.

Platform medsos Facebook disebutnya menjadi yang paling banyak digemari masyarakat dalam mendapatkan ilmu agama terutama dalam hal belajar membaca Alquran.

Menurut dia keberadaan pembimbing maupun guru-guru Alquran sangat penting agar masyarakat mendapatkan konfirmasi secara langsung mengenai kebenaran bacaan yang mereka dapat dari medsos.

Dengan adanya bimbingan dari guru secara langsung, masyarakat bisa menghindari kekeliruan serta akan lebih memahami isi bacaan Alquran secara lebih baik.

"Ini juga menjadi penguat apa yang mereka pelajari itu telah mendapatkan pembetulan atau pembenaran dari gurunya," ujarnya. 

Secara umum berdasarkan penghitungan yang dilakukan secara deskriptif terhadap 10.347 responden di Indonesia, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Indeks Literasi Alquran tahun 2023 meningkat secara signifikan sebesar 66,038 persen.

Jumlah responden dalam survei itu juga masuk dalam kategori tinggi lebih dari 60,00 persen yakni dalam hal mengenali huruf dan harkat Alquran 61,51 persen, mampu membaca susunan huruf menjadi kata sebesar 59,92 persen, dan mampu membaca ayat dengan lancar 48,96 persen.

Sementara itu untuk membaca Alquran dengan lancar sesuai kaidah tajwid dasar dan tanpa kesalahan mencapai kategori sedang sebesar 44,57 persen.

"Tapi dalam survei itu juga diketahui masih terdapat 38,49 persen masyarakat muslim di Indonesia yang belum memiliki literasi Al Quran dengan baik pada kompetensi baca," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement