REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Satgas Independen Antimafia Bola, Akmal Marhali, mengapresiasi gebrakan dan komitmen Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dalam memberantas mafia sepak bola di Indonesia.
"Hampir setiap saat kami berkomunikasi dan berkoordinasi, saling melengkapi informasi terkait perilaku kotor di sepak bola karena komitmennya bersih-bersih, maka kami melakukannya dengan kompak dan bersama-sama," kata Akmal dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Akmal mengatakan, pemberantasan mafia bola itu adalah bagian dari gebrakan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir untuk melakukan program bersih-bersih sepak bola Indonesia dari praktik pengaturan skor oleh mafia yang merusak. "Kami juga selalu berkolaborasi dan bersinergi dengan Satgas Antimafia Polri," jelasnya.
Sebelumnya, Satgas Antimafia Sepak Bola Polri menetapkan enam orang sebagai tersangka, yang terdiri atas empat orang wasit dan dua perantara suap, yakni K selaku liaison officer (LO) dan A selaku kurir pengantar uang. Empat orang wasit sebagai tersangka itu ialah M selaku wasit tengah, P selaku asisten wasit 1, R selaku asisten wasit 2, dan A selaku wasit cadangan.
"Sudah ada delapan tersangka dan pastinya ini akan terus dikembangkan oleh pihak kepolisian karena pihak kepolisianlah yang punya kekuatan serta wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan, sementara kami membantu untuk mengembangkan kasus-kasus yang sudah ada untuk kemudian dieksekusi lagi oleh pihak kepolisian," ujar Akmal menegaskan.
Akmal berharap sinergi kuat antara Satgas Independen Antimafia Bola dan Satgas Antimafia Sepak Bola Polri bisa berperan aktif memerangi praktik pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia.