REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Filipina bertujuan menjadi pusat perdagangan dan investasi paling halal di Asia Pasifik. Ini disampaikan Departemen Perdagangan dan Industri (DTI).
Mereka menargetkan untuk menciptakan 120.000 lapangan kerja baru di industri halal dalam lima tahun ke depan sebagai bagian dari Rencana Pengembangan Halal Filipina. Rencana tersebut diumumkan pada April 2023, sesuai dengan Undang-Undang Pengembangan dan Promosi Ekspor Halal yang disahkan pada tahun 2016.
“Kami baru saja menerapkannya,” kata Sekretaris DTI Alfredo Pascual kepada Arab News, seperti dilansir The Halal Times, Ahad (15/10/2023).
Menurut Pascual, sudah ada produsen halal di Filipina tapi sekarang DTI ingin bisa mendunia dan mampu memanfaatkan pasar halal yang bernilai lebih dari tujuh triliun dolar Amerika Serikat secara global.
Pasar halal adalah pasar global untuk produk dan layanan yang sesuai dengan hukum Islam. Diperkirakan bernilai lebih dari tujuh triliun dolar AS, dengan industri makanan dan minuman halal menyumbang sepertiganya. Pasarnya juga mencakup rekreasi, perjalanan, jasa keuangan, mode, dan banyak sektor lainnya.
Filipina adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, namun juga memiliki populasi Muslim yang signifikan, diperkirakan sekitar 10 persen. Pemerintah berharap dapat memanfaatkan pertumbuhan pasar halal dengan menjadikan negara ini lebih menarik bagi bisnis dan investor halal.
DTI akan memimpin satuan tugas antar lembaga untuk memposisikan Filipina sebagai “pusat perdagangan dan investasi paling ramah halal di Asia Pasifik.” Gugus tugas tersebut akan mencakup perwakilan dari Komisi Nasional Muslim Filipina, bank sentral Filipina, dan departemen pertanian, pariwisata, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta departemen luar negeri.
Hal ini juga akan melibatkan Otoritas Pembangunan Mindanao— lembaga negara yang mempromosikan kesejahteraan dan pembangunan di wilayah Mindanao, yang merupakan salah satu wilayah termiskin di Filipina dan merupakan rumah bagi mayoritas dari sekitar 7 juta Muslim Filipina.
Pascual mengatakan bahwa dengan strategi baru ini, Filipina akan mampu menjadikan sektor halal sebagai pemain utama dan memasuki pasar luar negeri, sehingga membuat perusahaan lokal “dapat berpartisipasi dalam industri ini dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi negara, khususnya di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao.”
Selain itu, ada beberapa perkembangan terkini dalam industri halal di Filipina. Pertama, pada Agustus 2023, Filipina meluncurkan lembaga sertifikasi halal pertamanya, Halal Development Institute of the Philippines (HDIP). HDIP diakreditasi oleh Emirates International Accreditation Centre (EIAC), yang diakui oleh Global Accreditation Forum (GAF).
Kedua, pada September 2023, Filipina berpartisipasi dalam Halal Expo Malaysia, salah satu pameran perdagangan halal terbesar di dunia. Delegasi Filipina memamerkan berbagai produk dan layanan halal, termasuk makanan dan minuman, kosmetik, obat-obatan, dan pariwisata.
Ketiga, pada Oktober 2023, DTI menandatangani nota kesepahaman dengan Islamic Development Bank (IsDB) untuk mendorong kerja sama di sektor halal. IsDB adalah lembaga keuangan multilateral yang memberikan pembiayaan dan bantuan teknis kepada negara-negara anggota untuk proyek-proyek pembangunan.
Filipina mempunyai posisi yang baik untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global. Negara ini memiliki banyak pekerja terampil dan ekonomi yang terdiversifikasi. Strategi baru pemerintah untuk mempromosikan sektor halal merupakan langkah yang disambut baik dan dapat membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.