Senin 16 Oct 2023 20:40 WIB

Yahudi Diizinkan Tinggal di Palestina, Tapi Malah Begini

Islam membebaskan Yahudi tinggal di Palestina.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)
Foto: EPA/Atef Safadi
Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketika umat Islam membebaskan tanah suci Palestina pada 637, mereka mengubahnya menjadi tempat perlindungan yang aman bagi umat Yahudi dan Kristen. Kawasan ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, diatur oleh prinsip-prinsip surga dan kesadaran manusia yang murni, bukan berdasarkan prinsip-prinsip imperialisme yang kejam dan keserakahan manusia yang tak terkendali.

Keadaan baru ini terus berlanjut sejak saat itu. Israel hanya diganggu dua kali: selama Perang Salib (1095-1291) dan ketika, pada 1948, negara ilegal Israel dibentuk dan diberlakukan di tanah Palestina dan rakyatnya. Kedua gangguan tersebut merupakan akibat dari perpaduan sifat manusia yang menyimpang, kerusakan iman, dan kolonialisme tentara bayaran.

Baca Juga

Karena gangguan ini dipicu dan dipertahankan oleh hal-hal mengerikan yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada kedua kesempatan tersebut Palestina dan rakyatnya menjadi sasaran kejahatan yang direncanakan dan dilakukan secara sistematis.

Nasib Gaza saat ini merupakan cerminan dari pola yang sudah berkembang dengan baik. Tempat itu telah dikotori sampai tingkat yang sama baik menurut standar duniawi maupun standar surgawi. Mereka menyerukan pembebasan dan pemulihan harapan tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi semua orang yang memiliki ketajaman etika dan niat baik. Ia menangis demi kemanusiaan.