Selasa 17 Oct 2023 06:54 WIB

Surplus Neraca Perdagangan September 2023 Dinilai tidak Sehat

Penurunan impor pada September 2023 lebih tajam dibandingkan penurunan ekspor.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas keamanan berbicara dengan sopir saat memantau aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas keamanan berbicara dengan sopir saat memantau aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 kembali surplus. Meskipun begitu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai surplus tersebut dalam kondisi tidak sehat. 

"Neraca perdagangan kembali surplus di atas 3 miliar dolar AS bukan berarti bagus ya karena  surplusnya bukan karena dorongan peningkatan ekspor tapi karena impornya turun tajam," kata Faisal kepada Republika.co.id, Senin (16/10/2023). 

Dia menjelaskan, ekspor juga terpantau mengalami penurunan. Hanya saja menurutnya, penurunan impor pada September 2023 lebih tajam dibandingkan penurunan ekspor. "Jadi ini surplus yang tidak sehat," ucap Faisal.

Faisal menambahkan, impor Indonesia yang lesu juga merefleksikan kondisi domestik yang juga mulai terpapar kondisi global. Apalagi, kata dia, penurunan impor terjadi kada barang-barang produksi bahan baku dan penolong industri.