Selasa 17 Oct 2023 09:59 WIB

Putus Rantai Penularan Tuberkulosis, Ini Upaya Pemkot Malang

Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dalam jumlah kasus positif TBC.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas kesehatan memindai warga binaan di dalam mobil pemindaian sinar X (X-Ray) saat pemeriksaan Tuberkulosis (TB)  ilustrasi
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Petugas kesehatan memindai warga binaan di dalam mobil pemindaian sinar X (X-Ray) saat pemeriksaan Tuberkulosis (TB) ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bergandengan dengan berbagai yayasan dan komunitas untuk memutus rantai penularan TBC. Hal ini dilakukan melalui skrining dan pemberian pengobatan dengan lebih cepat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winindar menyatakan, saat ini Indonesia diketahui menempati peringkat kedua setelah India dalam jumlah kasus positif TBC. "Rinciannya, yakni 969 ribu kasus dan kematian 93 ribu kasus per tahun," ujarnya.

Untuk mengeliminasi kasus positif TB, maka perlu langkah dan gerak bersama semua pihak. Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) sebagai lembaga yang peduli akan pengentasan TBC melaksanakan kegiatan ‘Skrining dan Pencegahan TBC Berbasis Masyarakat dengan Chest X-Ray Artificial Intelligence (CXR AI)’ di Kota Malang.

Kegiatan bertujuan mendekatkan pelayanan skrining menggunakan Chest X-Ray Artificial Intelligence (CXR AI) kepada populasi berisiko tinggi TBC (prevalensi TBC tinggi) atau kontak serumah yang belum datang periksa dan hasil pemeriksa TCM negatif.

Menurut Meifta, kegiatan skrining gratis ini diperuntukkan bagi kelompok berisiko tinggi TBC. Hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan penemuan kasus infeksi TBC secara dini. "Sehingga pasien dapat diobati lebih cepat sebagai upaya memutus mata rantai penularan TBC,” ungkapnya.

Pada kegiatan ini juga dilakukan skrining penyakit tidak menular. Diketahui bahwa jumlah kasus hipertensi, ISPA, dan diabetes melitus (DM) adalah penyakit tidak menular tertinggi di Kota Malang. Pihaknya juga melakukan skrining hipertensi, DM, kolesterol, dan EKG (rekam jantung).

Adapun kegiatan ini dilaksanakan selama enam hari pada 6, 7, 8 Oktober, dan 13, 14, 15 Oktober 2023 di berbagai wilayah Kota Malang. Wilayah yang dimaksud seperti di Dinas Kesehatan Kota Malang, kantor Kelurahan Kedungkandang, Fakultas Kedokteran UMM, kantor Kelurahan Ciptomulyo, kantor Kelurahan Mulyorejo, dan kantor Kelurahan Bandungrejosari.

Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan komunitas dan instansi lain seperti Klinik Jantung Hasna Medika Malang, Tirta Medical Centre, kelurahan dan/atau kecamatan terkait, serta puskesmas.

Sementara itu, Kepala SSR YABHYSA Peduli TBC Kota Malang, Ruly Narulita menyampaikan, kegiatan ternyata berhasil meningkatkan antusias warga untuk lebih peduli tentang pencegahan penyakit TBC. Sebab itu, dia berharap, langkah ini dapat meningkatkan temuan kasus TBC di Kota malang.

Dengan demikian, nantinya dapat ditindaklanjuti dan diberikan pengobatan serta pengawasan sampai sembuh. Ia juga berharap kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait penyakit menular TBC.

"Serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kota Malang,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement