Selasa 17 Oct 2023 12:40 WIB

Israel Tangguhkan Ekspor Alat Militer ke Kolombia karena Kritik Serangan di Gaza

Presiden Kolombia membandingkan pengepungan Israel di Gaza dengan tindakan Nazi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Militer Israel (ilustrasi). Israel telah menangguhkan ekspor peralatan militer ke Kolombia.
Foto: Aljazirah
Militer Israel (ilustrasi). Israel telah menangguhkan ekspor peralatan militer ke Kolombia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Israel telah menangguhkan ekspor peralatan militer ke Kolombia dalam pertikaian diplomatik yang meningkat atas pesan daring yang disampaikan Presiden Kolombia Gustavo Petro. Dia membandingkan pengepungan Israel di Gaza dengan tindakan Nazi Jerman.

Murka Israel muncul saat Petro bahkan mempertimbangkan Kolombia mungkin perlu menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara Menteri Luar Negeri Kolombia Alvaro Leyva menyarankan agar duta besar Israel meninggalkan negara tersebut.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada akhir pekan, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, pernyataan Petro baru-baru ini di media sosial X menyulut antisemitisme.

"Mengancam keselamatan komunitas Yahudi di Kolombia," demikian bunyi pernyataan itu.

Pemerintah Israel mengatakan, pihaknya telah memanggil duta besar Kolombia untuk menghadiri pertemuan. Dalam kesempatan itu, perwakilan Kolombo diberitahu bahwa kerja sama pertahanan antar kedua negara akan ditangguhkan.

Kolombia saat ini memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan Otoritas Palestina. Selama dua dekade terakhir, Kolombia telah menjadi salah satu mitra dekat Israel di Amerika Latin.

Negara Amerika Selatan tersebut menggunakan pesawat perang dan senapan mesin buatan Israel untuk melawan kartel narkoba dan kelompok pemberontak. Kedua negara juga menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada 2020.

Tapi hubungan kedua negara kurang selaras sejak Petro menjabat tahun lalu sebagai presiden sayap kiri pertama Kolombia. Perang kata-kata antara Petro dan Duta Besar Israel Gali Dagan dimulai sepekan yang lalu ketika Petro menolak untuk mengutuk serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Ketika Dagan mendesak Petro untuk berbicara tentang serangan tersebut, presiden Kolombia menjawab dengan pesan bahwa justri terorisme membunuh anak-anak tidak berdosa di Palestina. Dia kemudian menyatakan Israel mengubah Gaza menjadi kamp konsentrasi.

Komentar yang membandingkan militer Israel dengan Nazi memicu kritik dari komunitas Yahudi Kolombia dan memicu tanggapan dari Departemen Luar Negeri AS. Pada akhir pekan, Petro menulis di X bahwa Hamas telah diciptakan oleh badan intelijen Israel untuk memecah belah warga Palestina dan memiliki alasan untuk menghukum mereka. Dagan mengejek pesan Petro dengan jawaban sarkastik bahwa badan intelijen negaranya juga telah menciptakan kelompok paramiliter terbesar di Kolombia.

Petro pun menggambarkan kampanye militernya di Gaza sebagai genosida dan mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel. “Jika kami harus menghentikan hubungan diplomatik dengan Israel, maka itulah yang akan kami lakukan. Anda tidak bisa menghina presiden Kolombia," ujarnya.

Menteri luar negeri Kolombia kemudian menulis di akun X, bahwa Dagan harus meninggalkan Kolombia dan meminta maaf atas pernyataan yang dilemparkan kepada pemerintahan negara itu. Namun, kemudian dia menulis bahwa duta besar Israel belum diusir dan hubungan antara kedua negara akan dipertahankan jika Israel menginginkannya.

“Hubungan saling menghormati antarnegara selalu diterima,” kata Leyva. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement