REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Beberapa negara serempak mengecam serangan udara Israel terhadap rumah sakit Gaza yang membunuh ratusan warga Palestina. Mereka sepakat tindakan tersebut tidak dapat diterima dan mendesak penghentian permusuhan.
Serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Jalur Gaza telah menyebabkan sedikitnya 500 orang gugur. Mesir mengutuk serangan tersebut dan menyatakan komunitas internasional harus segera melakukan intervensi untuk menghentikan pelanggaran tersebut.
Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan, pihaknya mengutuk keras serangan Israel yang menargetkan rumah sakit tersebut. UEA menyerukan penghentian segera permusuhan dan memastikan bahwa warga sipil dan institusi sipil tidak menjadi sasaran.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza mengerikan dan sama sekali tidak dapat diterima. "Tidak diperbolehkan menyerang rumah sakit," ujarnya dikutip dari Al Arabiyah.
Prancis dengan tegas mengutuk serangan mematikan di rumah sakit Gaza. “Hukum humaniter internasional mengikat semua pihak dan harus memberikan perlindungan terhadap masyarakat sipil. Akses kemanusiaan ke Jalur Gaza harus dibuka tanpa penundaan,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, serangan terhadap rumah sakit di Gaza adalah contoh terbaru serangan Israel yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar. “Saya menyerukan seluruh umat manusia untuk mengambil tindakan untuk menghentikan kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza,” tulis Erdogan di media sosial X.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras serangan udara Israel terhadap rumah sakit di Gaza. “Perluasan serangan Israel di Jalur Gaza hingga mencakup rumah sakit, sekolah, dan pusat populasi lainnya merupakan eskalasi yang berbahaya,” kata pernyataan itu.
Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras serangan udara Israel. Serangan itu membunuh dan melukai ratusan orang yang tidak bersenjata dan tidak berdaya.
Beberapa rumah sakit di Kota Gaza telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan warga Gaza. Mereka berharap terhindar dari pemboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya untuk mengungsi ke Jalur Gaza bagian selatan.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras serangan Israel terhadap sebuah rumah sakit di Gaza. Pernyataan tersebut menekankan perlunya memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina dan menyerukan segera bergabung dalam upaya menghentikan perang yang berkecamuk di Gaza.
Raja Yordania Abdullah II bahkan membatalkan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (18/10/2023). Padahal awalnya mereka bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan membahas kondisi yang terjadi dalam perang. Abbas pun usai meninggalkan Amman sebagai tempat pembicaraan mengumumkan tiga hari berkabung setelah serangan udara mematikan di rumah sakit di Gaza itu.