Kamis 25 Sep 2025 09:35 WIB

Malaysia Bantah Tuduhan Jadi Pusat Operasi Hamas

Tuduhan datang dari mantan analis keuangan teror di Departemen Keuangan AS.

Pejuang Hamas berdiri dalam formasi menjelang upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza, 22 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Adel Kareem Hana
Pejuang Hamas berdiri dalam formasi menjelang upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) membantah klaim mantan analis keuangan teror di Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS), Jonathan Schanzer, yang menyatakan Malaysia merupakan pusat operasi Hamas. Ketua Kepolisian Kerajaan Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Mohd Khalid Ismail mengatakan perjuangan rakyat Palestina merupakan isu yang sangat dekat di hati komunitas Muslim di Malaysia, tapi Malaysia masih memiliki hubungan baik dengan AS dan negara-negara lain.

"Ada warga negara asing yang dekat dengan kami, terutama warga Palestina, Suriah, dan lainnya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Malaysia, dan mungkin kekhawatiran rakyat kami disalahpahami oleh pihak lain," ujar Khalid seperti dikutip dari BERNAMA, di Kuala Lumpur, Kamis (24/9/2025).

Baca Juga

Sebelumnya, Schanzer, melalui akun media sosialnya, menuduh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim tidak tertarik pada perdamaian antara Palestina dan Israel.

Khalid mengatakan PDRM selalu bekerja sama dan bertukar informasi dengan pihak eksternal untuk memastikan keamanan dan tindakan efektif di masa mendatang.

Mengenai tingkat pengendalian keamanan nasional, termasuk di perbatasan, ia mengatakan bahwa tingkat tersebut berada pada tingkat optimal berkat kerja sama yang erat antara instansi pemerintah seperti Departemen Imigrasi, Bea Cukai Kerajaan Malaysia, dan Badan Pengawasan dan Perlindungan Perbatasan Malaysia.

"Kami selalu berkomunikasi, berbagi informasi, dan bertindak bersama dalam menangani masalah-masalah di dekat perbatasan," ujarnya.

Malaysia adalah salah satu negara yang sangat menentang dengan kekejaman zionis Israel di Gaza.

PM Malaysia Anwar Ibrahim di KTT Darurat Arab-Islam di Doha, Qatar, belum lama ini, bahkan menyerukan negara-negara lain untuk mengakhiri hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement