Kamis 19 Oct 2023 16:11 WIB

Mengerikan, Ini Bukti Nyata Bumi Makin Panas

Puluhan lempengan es di Antartika mengalami penyusutan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Dalam kurun waktu 25 tahun, lempengan-lempengan es Antartika telah kehilangan 8,3 triliun ton (7,5 triliun metrik ton) es./ilustrasi
Foto: nasa
Dalam kurun waktu 25 tahun, lempengan-lempengan es Antartika telah kehilangan 8,3 triliun ton (7,5 triliun metrik ton) es./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Puluhan lempengan es di Antartika mengalami penyusutan, setidaknya sebanyak 30 persen, sejak 1997. Sebanyak 28 dari lempengan es tersebut bahkan mengalami penyusutan lebih dari 50 persen.

Mencairnya lempengan-lempengan es di Antartika ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru dalam Science Advances. Melalui studi ini, sekelompok ilmuwan melakukan pemantauan terhadap 162 lempengan es yang ada di benua Antartika.

Baca Juga

Hasil studi menunjukkan bahwa sebanyak 68 lempengan es mengalami penyusutan yang signifikan selama periode 1997-2021. Pada periode yang sama, para ilmuwan juga menemukan bahwa ada 29 lempengan es yang bertambah besar, 62 lempengan es yang tidak mengalami perubahan ukuran, dan tiga lempengan es yang kehilangan massa.

Dalam kurun waktu 25 tahun, lempengan-lempengan es Antartika telah kehilangan 8,3 triliun ton (7,5 triliun metrik ton) es. Jumlah tersebut setara dengan kehilangan es sebanyak 330 miliar ton (300 miliar metrik ton) per tahun.

Pada periode 1997-2021, lempengan es Wordie kehilangan 87 persen massanya. Sedangkan lempengan es Larsen A dan Larsen B kehilangan massa sebesar 73 persen dan 57 persen. Di sisi lain lempengan es Larsen yang paling besar, yaitu Larsen C, kehilangan 1,8 miliar ton es atau sekitar seperdelapan dari seluruh massanya.

Es yang mencair dari lempengan-lempengan es ini biasanya akan membentuk gletser yang lebih besar. Keberadaan lempengan-lempengan es ini berperan seperti penjaga yang mencegah agar gletser berukuran besar tidak mencair lebih cepat ke dalam lautan.

Para ilmuwan merasa khawatir, mencairnya es di Antartika dan Greenland bisa menimbulkan bahaya. Selain itu, mereka juga khawatir karena pencairan es di kedua wilayah tersebut bisa menyebabkan kenaikan tinggi permukaan laut yang signifikan, seiring dengan berjalannya waktu.

"Mengetahui dengan pasti bagaimana dan seberapa banyak es yang hilang dari lempengan-lempengan es pelindung ini merupakan langkah kunci untuk memahami bagaimana Antartika berevolusi," jelas ilmuwan dari University of Colorado yang tidak terlibat dalam studi, Ted Scambos, seperti dilansir Phys pada Kamis (19/10/23).

Menurut Scambos, air segar yang berasal dari mencairnya lempengan es di Antartika tak hanya dapat meningkatkan permukaan air laut. Kehadiran air segar tersebut juga dapat membuat kepadatan serta kandungan garam di dalam laut menjadi berkurang.

Studi ini juga menyoroti hal penting lain, yaitu pola kehilangan atau pencairan lempengan es. Pencairan es yang paling signifikan tampak terjadi di bagian semenanjung dan sisi barat benua Antartika. Sebaliknya, lempengan es yang bertambah besar umumnya terletak di bagian timur benua Antartika.

Ilmuwan belum menyoroti hubungan langsung antara fenomena pencairan lempengan es dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Namun penyusutan atau pencairan lempengan-lempengan es diprediksi akan terus terjadi seiring dengan semakin panasnya suhu di Bumi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement