Jumat 20 Oct 2023 12:58 WIB

Saint Porphyrius, Gereja Tertua Ketiga di Dunia Jadi Sasaran Israel

Gereja Saint Porphyrius adalah gereja tertua ketiga di dunia yang dibangun 425 Masehi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina memeriksa kerusakan di gereja yang digunakan warga sebagai tempat berlindung, di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, (18/10/2023).
Foto: AP Photo/Abed Khaled
Warga Palestina memeriksa kerusakan di gereja yang digunakan warga sebagai tempat berlindung, di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, (18/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Setelah menyerang Rumah Sakit Al Ahli Baptis, Israel mengebom salah satu gereja di Gaza, yaitu Gereja Ortodoks Saint Porphyrius. Gereja tersebut gereja tertua yang masih digunakan di Gaza. Gereja ini terletak di lingkungan bersejarah kota tersebut.  

Komite Tinggi Urusan Gereja-Gereja di Palestina menyebut, Gereja Saint Porphyrius adalah gereja tertua ketiga di dunia, yang dibangun pada 425 Masehi dan kemudian direnovasi pada 1856. Gereja tersebut tidak jauh dari Rumah Sakit Al-Ahli Baptis yang dibom Israel dan menyebabkan sedikitnya 471 orang meninggal dunia.

Baca Juga

Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan, beberapa pengungsi baik yang beragama kristen maupun Islam berlindung di kompleks gereja. Mereka gugur dan terluka akibat serangan Israel pada Kamis (19/10/2023) malam.

Para saksi mata mengatakan, serangan tersebut tampaknya ditujukan pada sasaran yang dekat dengan tempat ibadah. Lokasi itu menjadi tempat penampungan bagi banyak warga Gaza yang mengungsi ketika perang berkecamuk.

Tentara Israel ketika dihubungi mengatakan, mereka sedang memeriksa laporan serangan tersebut. Para saksi mata mengatakan, serangan itu merusak bagian depan gereja dan menyebabkan bangunan di dekatnya runtuh. Banyak orang yang terluka dievakuasi ke rumah sakit.

Ketua Komite Tinggi Urusan Gereja-Gereja di Palestina, Ramzi Khoury mengutuk langkah Israel membom gereja ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Gaza, di mana sekitar 500 Muslim dan Kristen Palestina sedang berlindung. Dia menyebut Israel itu menargetkan gedung dewan dari gereja tersebut.

Dia juga menyebut serangan terhadap tempat ibadah adalah tindakan yang melanggar hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang ketika hukum internasional melindungi tempat ibadah dari serangan dalam keadaan apa pun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement