Senin 23 Oct 2023 15:19 WIB

Merasa Sangat Cerewet? Ini 4 Faktor Pemicunya

Orang yang terlalu banyak bicara dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Meskipun berbicara berlebihan tidak selalu mengindikasikan masalah kesehatan mental, perubahan perilaku ini dapat menjadi tanda adanya ketidakseimbangan dalam kesejahteraan mental seseorang./ilustrasi
Foto: Unsplash
Meskipun berbicara berlebihan tidak selalu mengindikasikan masalah kesehatan mental, perubahan perilaku ini dapat menjadi tanda adanya ketidakseimbangan dalam kesejahteraan mental seseorang./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jika Anda sering merasa kesulitan untuk menghentikan pembicaraan atau terus berbicara tentang topik tertentu, ada kemungkinan Anda sedang mengalami masalah kesehatan mental. Fenomena yang dikenal sebagai berbicara berlebihan, pembicaraan kompulsif, atau berbagi berlebihan, ini terkait dengan aktivitas berbicara dalam waktu lama tanpa memberi kesempatan orang lain untuk berbicara atau menyela.

Orang yang terlalu banyak bicara sering kali sangat bersahabat, tetapi para ahli mengatakan bahwa ini bisa menjadi tanda dari beberapa kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan, ADHD, dan autisme, yang semuanya kerap didiagnosis secara cepat.

Baca Juga

Seorang terapis berlisensi di Florida, dr Carolyn Rubenstein menjelaskan bahwa berbicara berlebihan sering kali lebih seperti monolog daripada percakapan dua arah. Orang yang terlalu banyak bicara cenderung tidak memberi ruang bagi orang lain untuk berpartisipasi atau berbicara, dan mereka mungkin tidak menyadari keinginan orang lain untuk ikut serta dalam percakapan.

“Banyak orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang berbicara berlebihan, dan begitu mereka menyadarinya, ini adalah momen yang sangat menyadarkan mereka,” kata Rubenstein, dilansir Daily Mail, Senin (23/10/2023).

Meskipun berbicara berlebihan bukan merupakan indikasi pasti dari kondisi kesehatan mental, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang berbicara terlalu banyak. Berikut empat faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:

1. Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Sekitar satu dari 36 anak di AS menderita ASD, yang dapat mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial. Meskipun berbicara berlebihan tidak secara otomatis menunjukkan autisme, perilaku ini mungkin ditunjukkan oleh individu dengan ASD.

 

2. Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD)

Orang dengan ADHD seringkali terus-menerus berbicara, tidak sabar, dan sulit berkonsentrasi. Mereka cenderung tidak menunggu giliran untuk berbicara dan sering menyela orang lain.

 

3. Kecemasan

Orang dengan kecemasan sosial seringkali berbicara berlebihan sebagai cara untuk menghindari keheningan. Mereka mungkin merasa cemas dan berbicara terus-menerus untuk mengatasi perasaan gugup.

 

4. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk episode mania di mana penderita mungkin berbicara terlalu cepat dan impulsif.

Meskipun berbicara berlebihan tidak selalu mengindikasikan masalah kesehatan mental, perubahan perilaku ini dapat menjadi tanda adanya ketidakseimbangan dalam kesejahteraan mental seseorang. Jika Anda merasa memiliki masalah terkait dengan berbicara berlebihan, penting untuk mencari bantuan profesional dan dukungan untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar masalahnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement