Sabtu 21 Oct 2023 18:42 WIB

Pengamat: Golkar Melawan Semangat Reformasi

Golkar lebih memilh jagokan kader partai lain daripada partainya sendiri.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan pidato dalam Rapimnas II Partai Golkar 2023 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (21/10/2023). Rapimnas II Partai Golkar tersebut mengusulkan pasangan Bakal calon Presiden dan Wakil presiden pada pilpres 2024 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan pidato dalam Rapimnas II Partai Golkar 2023 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (21/10/2023). Rapimnas II Partai Golkar tersebut mengusulkan pasangan Bakal calon Presiden dan Wakil presiden pada pilpres 2024 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Yayasan ASA Indonesia sekaligus Dewan Pembina Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, Syamsuddin Alimsyah mengkritisi diumumkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres oleh Partai Golkar. Dia menilai pengusungan itu  menunjukkan matinya demokrasi dan sebaliknya, tumbuhnya politik dinasti.

“Saya menyebut ini (sejarah Golkar) yang paling buruk karena melawan semangat reformasi,” kata Syamsuddin saat dihubungi Republika, Sabtu (21/10/2023).

Baca Juga

Syamsuddin mengatakan, publik mesti kecewa dan marah atas keputusan Partai yang dinahkodai Airlangga Hartanto tersebut memilih putra sulung Presiden Joko Widodo itu sebagai cawapres. Dia menegaskan bahwa negara yang melakukan praktek politik dinasti jelas melanggengkan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

“Politik dinasti merampas demokrasi. Mereka melakukan korupsi terhadap demokrasi kita. Kita berada di posisi darurat politik dinasti. Ada beberapa negara contoh yang bisa kita lihat dimana-mana bahwa negara yang melakukan praktik politik dinasti pasti negara itu korup,” ujar dia.

Syamsuddin juga menekankan bahwa seharusnya Partai Golkar memiliki semangat demokrasi dengan melawan politik dinasti. Dia pun mengkritisi mengenai pengkaderan Partai Golkar yang dinilai tidak representatif. 

Pasalnya, Golkar tidak mengambil nama cawapres dari kadernya sendiri, melainkan dari kader partai lain. Gibran Rakabuming Raka yang seorang wali kota solo itu diketahui merupakan kader PDIP. Padahal Partai Golkar disebut merupakan partai politik yang paling banyak kedua mendapatkan alokasi keuangan dari negara. 

Sebelumnya diketahui, kabar Gibran maju sebagai cawapres  makin kuat. Hal itu lantaran Partai Golkar resmi mengusung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto, Sabtu (21/10/2023).

Sikap resmi itu diumumkan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di markas partai berlogo pohon beringin itu, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (21/10/2023). 

Dalam Rapimnas yang turut dihadiri Prabowo itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya telah membahas secara seksama dan mengedepankan kepentingan lebih besar dalam menentukan sosok cawapres. Dirinya juga sudah rapat dengan semua ketua DPD Partai Golkar pada Jumat malam.

“Kami rapat cukup lama, hangat, tapi semuanya konsensus mengusulkan dan mendukung Mas Gibran Rakabuming Raka untuk dipasangkan dengan Pak Prabowo sebagai bakal calon wakil presiden RI,” kata Airlangga. 

Airlangga lantas meminta persetujuan semua pimpinan Partai Golkar yang hadir. Semua menyebut setuju. Airlangga lantas mengetok palu sidang sebagai tanda bahwa partainya resmi mengusung Prabowo-Gibran. 

Lantas, di belakang Airlangga muncul gambar foto Prabowo dan Gibran serta tulisan pasangan capres-cawapres Pilpres 2024. Gibran merupakan putra sulung Presiden Jokowi. Belum diketahui pasti status keanggotaannya di PDIP saat ini. Eva Rianti

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement