Ahad 22 Oct 2023 21:59 WIB

Ukraina Apresiasi Qatar Pulangkan Anak-Anak dari Rusia

Qatar bantu upaya repatriasi anak-anak Ukraina dari Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Anak-anak melihat kawah yang tercipta akibat ledakan di daerah pemukiman setelah penembakan Rusia di Solonka, wilayah Lviv, Ukraina, Rabu, 16 November 2022.
Foto: AP/Mykola Tys
Anak-anak melihat kawah yang tercipta akibat ledakan di daerah pemukiman setelah penembakan Rusia di Solonka, wilayah Lviv, Ukraina, Rabu, 16 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Menteri Luar Negeri Ukraina Bidang Transformasi Digital Anton Demokhin berterima kasih pada upaya Qatar dan pihak-pihak lain dalam upaya repatriasi anak-anak Ukraina. Ia mengatakan upaya tersebut berjalan sukses.

"Tentu terima kasih pada Pemerintah Qatar dan orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut. Misi itu berjalan sukses. Banyak negara yang terlibat dalam merepatriasi anak-anak dan menampungnya juga," katanya saat berkunjung ke Jakarta, Sabtu (21/10/2023).  

"Kami senang melihat berlanjutnya upaya ini juga dan negara lain juga Indonesia mari bergabung dalam upaya memulangkan anak-anak ke keluarga mereka bila memungkinkan," tambahnya.

Pada awal pekan ini Qatar membantu empat anak Ukraina kembali ke rumah dari Rusia. Repatriasi dilakukan dengan mekanisme yang disiapkan Doha dengan kerja sama dari kedua belah pihak.

Seorang pejabat Qatar yang tidak disebutkan namanya mengatakan langkah ini berharap dapat membantu membawa lebih banyak lagi anak-anak Ukraina pulang ke rumahnya. Pejabat itu mengatakan seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun kembali ke Ukraina melalui Estonia setelah ia dipertemukan dengan neneknya di kedutaan Qatar di Moskow pekan lalu.

Pejabat tersebut menambahkan seorang anak laki-laki berusia dua tahun diserahkan kepada diplomat Qatar di Moskow dan seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun dan seorang gadis berusia 17 tahun akan diserahkan minggu ini. Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan semua anak itu akan segera pulang.

Sementara itu Presiden Joe Biden sudah mengajukan anggaran untuk mengirimkan bantuan ke Ukraina dan Israel serta beberapa kebutuhan lain seperti bantuan kemanusiaan ke Gaza dan penguatan imigrasi di perbatasan Amerika Serikat (AS) dengan Meksiko. Tapi Langkah ini tertahan karena gejolak di House of Representative yang dikuasai Partai Republik.

Lembaga parlemen AS itu masih mengalami kericuhan untuk memilih kandidat ketua House. Sejumlah anggota Partai Republik juga menentang bantuan terbaru ke Ukraina.  

"Pertama-tama kami tidak mengintervensi urusan internal negara lain. Dan dapat saya katakan sudah sejak lama AS mitra strategis Ukraina karena berbagi nilai-nilai demokrasi. Sudah lama membangun dunia yang lebih aman bagi kemanusiaan dan di era ekonomi digital dapat saya katakan dunia jadi satu bangsa," kata Demokhin saat ditanya tentang isu tersebut.  

"Kita semua bersatu dan harus kita pahami dasar dari semua ini adalah nilai-nilai kemanusiaan kita. Dalam hal ini kami yakin upaya, dukungan Amerika Serikat pada Ukraina, dan saya kira terimakasih pada Presiden Joe Biden pada semua upayanya yang luar biasa sejauh ini, kantor dan pemerintahannya, bantuannya sangat penting dan membuat perubahan besar di medan perang dalam infrastruktur sipil," tambahnya.  

"Jadi kami yakin dengan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi inti prinsip kami dalam kehidupan, semua ke kemungkinan akan diambil pada mitra AS terus mendukung Ukraina melawan Rusia juga nilai-nilai kemanusiaan melawan rezim totaliter dan nilai-nilai totaliter."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement