Senin 23 Oct 2023 12:42 WIB

Tiga Produsen Obat Cina Gunakan Bagian Tubuh Hewan yang Hampir Punah Sebagai Bahan Baku

Sejumlah bank global menjadi investor di tiga produsen obat Cina ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Obat-obatan tradisional asal Cina. Tiga produsen obat asal Cina yang diperdagangkan secara publik telah menggunakan bagian-bagian dari hewan yang terancam punah sebagai bahan baku dalam produk mereka.
Obat-obatan tradisional asal Cina. Tiga produsen obat asal Cina yang diperdagangkan secara publik telah menggunakan bagian-bagian dari hewan yang terancam punah sebagai bahan baku dalam produk mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tiga produsen obat asal Cina yang diperdagangkan secara publik telah menggunakan bagian-bagian dari hewan yang terancam punah sebagai bahan baku dalam produk mereka. Sejumlah bank global seperti UBS dan HSBC menjadi investor dalam perusahaan obat tersebut.

Dalam laporan yang diterbitkan pada Senin (23/10/2023) Badan Investigasi Lingkungan yang berbasis di London mendesak investor global di tiga perusahaan obat yaitu Beijing Tong Ren Tang Group, Tianjin Pharmaceutical Group, dan Jilin Aodong Pharmaceutical Group, untuk melepaskan saham mereka. 

Baca Juga

Ketiga perusahaan tersebut termasuk dalam daftar 72 perusahaan yang menurut organisasi nirlaba lingkungan menggunakan bagian tubuh macan tutul dan trenggiling yang terancam punah sebagai bahan dalam 88 produk obat tradisional Cina (TCM).

Kelompok tersebut mengatakan, mereka fokus pada perusahaan farmasi karena mereka terdaftar secara publik. Perusahaan menampilkan produk yang mengandung bagian tubuh macan tutul atau trenggiling di situs web mereka.

Produk TCM dikenal menggunakan berbagai macam bagian tubuh hewan sebagai bahan baku. Produsen sering kali secara terbuka memuji kemanjuran bahan-bahan tersebut dan mencantumkannya dalam kemasan produk mereka. 

“Sangat mengecewakan melihat begitu banyak bank dan lembaga keuangan besar secara efektif mendukung eksploitasi yang merusak ini. Mereka perlu melakukan divestasi dari produsen TCM yang menggunakan spesies terancam secepat mungkin," ujar pakar hukum dan kebijakan di Badan Investigasi Lingkungan, Avinash Basker.

Beijing Tong Ren Tang dan grup Farmasi Tianjin tidak menanggapi permintaan komentar. Sementara Grup Farmasi Jilin Aodong tidak dapat dihubungi.

Badan Investigasi Lingkungan mengatakan, 62 lembaga keuangan telah menginvestasikan jumlah yang tidak ditentukan di setidaknya satu dari tiga perusahaan tersebut. Lembaga keuagan itu antara lain UBS, Deutsche Bank, HSBC Holdings, Citigroup dan BlackRock.

Beberapa investor, termasuk Wells Fargo & Co mengatakan, mereka telah menjual dana yang diinvestasikan di perusahaan TCM atau telah menjual saham mereka di perusahaan tersebut. Sementara HSBC Global Asset Management Canada dan Royal Bank of Canada mengatakan, investasi mereka di perusahaan tersebut terbatas pada dana pasif atau dana pelacak, sedangkan UBS mengatakan, kepemilikan sahamnya dipegang atas nama klien.

Kelompok lingkungan hidup mengatakan, Deutsche Bank, HSBC Holdings, Citigroup dan BlackRock tidak menanggapi permintaan komentar. Kelompok aktivis tersebut mendesak pemerintah Cina untuk melarang penggunaan bagian tubuh hewan yang terancam punah untuk semua tujuan komersial di pasar domestiknya.

Undang-undang Perlindungan Satwa Liar Cina yang telah diamandemen, dan mulai berlaku pada Mei, melarang perdagangan sebagian besar hewan liar untuk dikonsumsi sebagai makanan. Namun izin untuk berkembang biak dan pemanfaatan masih dapat dikeluarkan untuk keadaan tertentu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement