Senin 23 Oct 2023 16:19 WIB

DLHK DIY: Sampah di Kawasan Sumbu Filosofi Dikelola Mandiri

Nantinya disediakan sejumlah tempat pengolahan sampah khusus.

Tugu Pal Putih salah satu tempat yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tugu Pal Putih salah satu tempat yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan, akan ada program pengelolaan sampah secara mandiri di sepanjang Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Kepala DLHK DIY Kuncoro Cahyo Aji mengatakan pengelolaan sampah di sepanjang kawasan Sumbu Filosofi bakal menjadi bagian harmonisasi Program Jogja Hijau dengan rencana induk warisan dunia itu.

"Sumbu Filosofi dari Panggung Krapyak sampai Tugu tentunya nanti akan banyak wisatawan di situ sehingga harus ada pengolahan sampah sendiri," kata Kuncoro.

Menurutnya, sebagai warisan dunia, aspek lingkungan, termasuk penanganan sampah di kawasan Sumbu Filosofi sudah sewajarnya mendapat perhatian khusus. Karena itu, wisatawan atau pengunjung beserta warga yang tinggal di sekitarnya perlu diajak untuk ikut terlibat.

"Tentu seharusnya pengelolaan lingkungan (Sumbu Filosofi) menjadi perhatian khusus. Wisatawan juga kami mohon mengurangi sampah yang dibawa," ujar dia.

Selaras dengan Program Jogja Hijau, menurut Kuncoro, nantinya disediakan sejumlah tempat pengolahan sampah khusus yang berlokasi tidak jauh dari kawasan Sumbu Filosofi.

Ia berharap ada peraturan gubernur (pergub) atau regulasi yang memungkinkan sebagian pendapatan pariwisata di kawasan itu dapat dialokasikan khusus untuk kegiatan pengolahan sampah.

Rencana pengelolaan sampah mandiri, dia melanjutkan, akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan sekretariat bersama Sumbu Filosofi yang terdiri Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul, serta Keraton Yogyakarta.

"Memang harus banyak tempat-tempat pemilahan sampah dan penanganannya khusus. Jadi memang harus ada alokasi tempat," kata dia.

Selain itu dalam Program Jogja Hijau, pihaknya berencana menanam vegetasi atau tanaman jenis khusus di sepanjang warisan dunia itu dengan lokasi menyesuaikan rencana induk.

"Pohon-pohonnya akan kami tanam sesuai master plan-nya. Tumbuhannya tertentu, nanti akan kami sediakan," ujar Kuncoro.

Harmonisasi terkait pengelolaan lingkungan di Sumbu Filosofi, masih menunggu terbitnya pergub Program Jogja Hijau. "Saat ini pergub-nya masih dibahas," kata dia.

Sebelumnya UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau WHC di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9).

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks diakui sebagai warisan dunia, karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Konsep tata ruang yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.

Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement