Kamis 26 Oct 2023 10:31 WIB

Tumpukan Sampah di Depo Yogyakarta Mulai Dieksekusi

Sugeng menyebut sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan depo untuk membuang sampah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Tumpukan sampah yang menggunung di depo penampungan sampah sementara Kotabaru, Yogyakarta, Senin (9/10/2023). DLH Kota Yogyakarta akhirnya mengarahkan 10 truk sampah dan 20 lebih petugas untuk mengang
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tumpukan sampah yang menggunung di depo penampungan sampah sementara Kotabaru, Yogyakarta, Senin (9/10/2023). DLH Kota Yogyakarta akhirnya mengarahkan 10 truk sampah dan 20 lebih petugas untuk mengang

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mulai mengeksekusi depo-depo sampah yang sudah penuh dengan timbunan sampah. Eksekusi ini dilakukan dengan membersihkan sampah di 14 depo sampah yang ada di Kota Yogyakarta sejak 25 Oktober 2023. 

Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, mengatakan beberapa depo sampah yang sudah penuh akan dieksekusi selama lima hari ke depan sejak 25 Oktober, untuk kemudian diangkut dan dikirim langsung ke TPA Piyungan.

"Terutama depo-depo sampah yang padat dan memang sudah penuh timbunannya, seperti sampah yang ada di depo Pengok, kemudian depo Mandala Krida yang paling luas yaitu sekitar 400 meter persegi," kata Sugeng dalam keterangan resminya, Rabu (25/10/2023). 

Sugeng menyebut sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan depo untuk membuang sampah, dan tumpukan sampah tidak pada tempatnya sudah mulai berkurang. Selain pemanfaatan depo sampah, Sugeng menyampaikan sejauh ini masyarakat juga memanfaatkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di tingkat RW masing-masing. 

Untuk itu, pihaknya mengimbau dan mengajak masyarakat untuk berkontribusi secara aktif agar langsung membuang sampah ke depo. Meski, di beberapa sungai di Kota Yogyakarta juga masih ditemukan tumpukan sampah karena dibuang ke sungai. 

"Kami arahkan masyarakat untuk langsung saja ke depo terdekat sesuai jam bukanya dengan tujuan untuk mempercepat proses eksekusi sampah dari depo ke TPA, supaya tidak terlalu lama pada proses pengangkutan dan pengirimannya," ungkap Sugeng.

Disampaikan Sugeng, jumlah timbunan sampah yang diangkut dari depo Pengok ke TPA Piyungan kurang lebih 70 ton dari pantauan yang dilakukan. Sementara, dari depo Mandala Krida sebanyak 75 ton.

Meski begitu, Sugeng juga meminta seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam pengurangan dan penanganan sampah. Dikatakan, produksi sampah di Kota Yogyakarta saat ini tercatat sekitar 150 ton per hari dari yang sebelumnya mencapai 300 ton per hari. 

"Tentu ini masih menjadi pekerjaan bersama supaya produksi sampah bisa terus ditekan. Untuk itu, kami ajak semua masyarakat agar terlibat dan berkontribusi dari hal sederhana, kurangi sampah sehari-hari, pilah dan kelola dari masing-masing rumah," jelasnya.

Berbagai upaya mulai dari Gerakan Zero Sampah Anorganik, Mbah Dirjo, Bank Sampah Induk, Optimalisasi TPS3R di Nitikan dan Karangmiri, juga diharapkan bisa semakin diperkuat dalam pengurangan dan penanganan sampah di Kota Yogya. Lebih lanjut, dikatakan Sugeng bahwa masalah sampah pada dasarnya menjadi tanggung jawab bersama sebagai bagian dari masyarakat.

"Semuanya harus berperan, selain solusi penanganan sampah, perubahan perilaku kita itu yang menjadi kunci utama supaya terus bisa mengurangi kegiatan yang menimbulkan sampah, sadar untuk memilah, dan bisa mengelolanya,” kata Sugeng.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement