Kamis 26 Oct 2023 16:02 WIB

Menlu Cina Bawa Masalah Timur Tengah ke Washington

Menlu Cina Wang memulai kunjungannya ke Washington yang sudah lama dinanti

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Cina Wang memulai kunjungannya ke Washington yang sudah lama dinanti
Foto: EPA
Menteri Luar Negeri Cina Wang memulai kunjungannya ke Washington yang sudah lama dinanti

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Cina Wang memulai kunjungannya ke Washington yang sudah lama dinanti. Kunjungan ini digelar saat Amerika Serikat (AS) dan Cina mencoba untuk mengelola perbedaan strategis dan membuka jalan untuk pertemuan antara Presiden Joe Biden dengan Xi Jinping.

Perang Israel di Gaza menambah dinamika baru yang menguji dua perekonomian terbesar di dunia. Washington berharap Beijing dapat menggunakan pengaruhnya di Iran untuk membantu memastikan konflik Israel-Hamas tidak menyebar ke seluruh kawasan.

Baca Juga

Namun, Beijing dan Washington sudah berbicara akan mencari bidang di mana mereka dapat bekerja sama. Pada Rabu (25/10/2023) kemarin, Xi mengatakan, Cina bersedia bekerja sama dalam tantangan global, sementara pengamat berpendapat pertemuan ini tidak akan memberikan hasil yang cepat.

Priotitas pemerintah Biden adalah mencegah persaingan intensif antara dua negara adidaya dan ketidaksepakatan dalam isu-isu perdagangan hingga Taiwan dan Laut Cina Selatan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan menyambut Wang di Departemen Luar Negeri pada Kamis (26/10/2023). Pada Dewan Keamanan PBB, Selasa (24/10/2023) lalu ia mengatakan akan bekerja sama dengan Wang untuk mencegah konflik di Timur Tengah meluas.

Pengamat kebijakan di Cina dan AS mengatakan kedua belah pihak memiliki kepentingan untuk mencegah perang meluas. Cina yang merupakan pembeli minyak dianggap dapat memberikan pengaruh pada Iran. Namun, apakah Beijing akan menggunakannya masih belum diketahui dan pengamat mengatakan Cina mungkin akan mengamati dari pinggir lebih lama lagi.

"Cina jelas memiliki kepentingan untuk mencegah konfrontasi langsung AS-Iran, sebagai konsumen minyak besar dan hal itu dapat menaikan harga minyak," kata Kepala Program Timur Tengah di Center for Strategic and International Studies, Washington, Jon Alterman.

"Tapi, Cina tampaknya tidak akan melakukan tindakan berat di sini. Saya memperkirakan mereka ingin duduk di meja ketika Israel-Gaza kesulitan diselesaikan, tapi mereka merasa memiliki kebutuhan atau kemampuan untuk mempercepat resolusi," katanya

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement