Jumat 27 Oct 2023 20:14 WIB

Tim Labfor Masih Analisis Kelayakan Kaca di Jembatan Kaca Limpakuwus

Tim labfor masih melakukan analisis kelayakan kaca di jembatan kaca Limpakuwus.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bilal Ramadhan
Tangkapan layar peristiwa Jembatan Kaca The Geong di Baturraden pecah. Tim labfor masih melakukan analisis kelayakan kaca di jembatan kaca Limpakuwus.
Foto: Dok. Istimewa
Tangkapan layar peristiwa Jembatan Kaca The Geong di Baturraden pecah. Tim labfor masih melakukan analisis kelayakan kaca di jembatan kaca Limpakuwus.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah masih menganalisis mengenai kelayakan kaca di obyek wisata jembatan kaca yang pecah di wisata Hutan Limpakuwus Banyumas. Insiden yang terjadi pada Rabu (25/10/2023) tersebut telah memakan korban jiwa seorang wisatawan asal Cilacap.

Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Agus Supriadi mengungkapkan bahwa saat ini belum ada penetapan tersangka atas insiden tersebut. pihaknya masih melakukan pemeriksaan sebanyak 12 saksi dan juga ahli konstruksi bangunan.

Baca Juga

"Belum (penetapan tersangka) masih pemeriksan saksi-saksi sama ahli kontruksi bangunan," ujar Agus kepada Republika, Jumat (27/10/2023).

Kelayakan konstruksi bangunan tersebut diperiksa oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah beserta ahli di bidang konstruksi. Adapun yang diperiksa adalah kelayakan kaca yang digunakan, apakah bisa digunakan untuk tempat wisata atau tidak.

Dari hasil pemeriksaan di TKP diketahui bahwa ketebalan kaca yang menjadi alas jembatan tersebut hanya setebal 1,2 cm. "Kaca yang kami dalami di TKP tebalnya sekitar 1,2 cm dan lebar 118 cm dengan panjang 243 cm tiap lembarnya," ungkapnya.

Nantinya pihak labfor yang akan menjelaskan mengenai temuan di lapangan, dan apakah kaca dan konstruksi jembatan tersebut layak untuk menjadi obyek wisata. Rencananya kepolisan akan melakukan gelar perkara, besok, Sabtu (28/10/2023).

"Besok rencana kami gelarkan. Untuk Labfor masih proses," ujarnya.

Saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki unsur-unsur kelalaian dalam insiden ini. Selain ketebalan lapisan kaca yang sangat tipis, ada beberapa catatan penting yang menjadi bukti kelalaian pengelola.

Beberapa di antaranya yaitu jembatan kaca kaca the Geong tidak pernah dilakukan perawatan khusus oleh pemilik wahana, tidak pernah dilakukan uji kelayakan wahana. Pengujian kelayakan kontruksi jembatan dilakukan oleh karyawan sendiri.

"Karyawan yang menguji tidak memiliki keahlian atau bidang kontruksi, hanya berdasarkan pengalaman kerja di bidang wisata," jelas Agus.

Sebelumnya jembatan kaca The Geong di Hutan Limpakuwus Banyumas pecah dan mengakibatkan empat orang wisatawan asal Cilacap jatuh dari ketinggian 15 meter. Insiden yang terjadi pada Rabu (25/10/2023) mengakibatkan seorang korban terluka parah dan satu orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement