REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menyatakan pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang memamerkan kekuatan dengan terbang berkeliling berbagai wilayah negara menjadi sumber risiko dan membahayakan stabilitas regional.
"Apa yang ingin saya katakan adalah bahwa pesawat militer AS, yang melakukan perjalanan keliling dunia hingga ke wilayah Cina untuk memamerkan kekuatan militernya, justru merupakan sumber risiko bagi keamanan maritim dan udara sekaligus membahayakan perdamaian dan stabilitas regional," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Jumat (27/10/2023).
Mao Ning mengemukakan itu setelah satu pesawat tempur Cina mencegat sebuah bomber B-52 milik Angkatan Udara Amerika Serikat di atas Laut Cina Selatan pekan ini sampai hampir menyebabkan tabrakan.
Menurut Komando Indo-Pasifik AS, Bomber B-52 itu secara sah beroperasi rutin di dalam wilayah udara internasional.
Saat melakukan pencegatan pada malam hari, pilot Cina, masih menurut Komando Indo-Pasifik AS, terbang membahayakan dan tidak profesional, dengan memamerkan keterampilan terbang yang buruk dengan mendekat dalam kecepatan berlebihan dan tidak terkendali.
"Cina akan mengambil tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan integritas wilayahnya," tegas Mao Ning.
Mao Ning tidak menyampaikan sudut pandangan pemerintah Cina tentang bagaimana kronologi pencegatan tersebut terjadi.
Sedangkan Komando Indo-Pasifik AS telah mengatakan pesawat tempur Cina itu terbang dalam jarak 10 kaki (sekitar 3 meter) dari B-52 sehingga berpotensi menimbulkan tabrakan.
Pencegatan itu terjadi Selasa (24/10/2023) malam. Sejak musim gugur 2021 sudah terjadi lebih dari 180 interaksi serupa.
Namun AS akan terus terbang, berlayar dan beroperasi dengan aman dan secara bertanggung jawab, di mana pun hukum internasional membolehkannya, menurut Komando Indo-Pasifik tersebut.