Ahad 29 Oct 2023 11:21 WIB

Hamas Bersedia Tukar Semua Sandera

Hamas bersedia tukar semua sandera dengan tahanan Palestina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sandera Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz tiba di Tel Aviv Sourasky Medical Center - rumah sakit Ichilov di Tel Aviv, Israel pada Selasa (24/10/2023).
Foto: Oren ZIV / AFP
Sandera Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz tiba di Tel Aviv Sourasky Medical Center - rumah sakit Ichilov di Tel Aviv, Israel pada Selasa (24/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar mengatakan pada Sabtu (28/10/2023), bahwa mereka siap untuk melakukan pertukaran tahanan segera dengan Israel. Menurut tentara Israel, sekitar 229 sandera ditahan oleh Hamas.

“Kami siap untuk segera melakukan kesepakatan pertukaran tahanan yang mencakup pembebasan semua tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel dengan imbalan semua tahanan yang ditahan atas perlawanan Palestina,” kata Sinwar dalam sebuah pernyataan dikutip dari AlArabiyah.

Baca Juga

Sebelum Sinwar mengumumkan kesediaan itu, juru bicara Brigade al-Qassam Abu Obeida mengatakan, mereka siap melepaskan sandera yang mereka culik dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Kesepakatan ini bisa dilakukan jika Israel membebaskan semua warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

“Harga yang harus dibayar untuk sejumlah besar sandera musuh di tangan kami adalah mengosongkan penjara (Israel) dari semua tahanan Palestina,” kata juru bicara sayap bersenjata Hamas itu.

“Jika musuh ingin menutup barisan tahanan ini sekaligus, kami siap melakukannya. Jika mereka ingin melakukannya selangkah demi selangkah, kami juga siap," ujarnya.

Brigade al-Qassam mengatakan sebelumnya, hampir 50 sandera telah meninggal akibat serangan bom Israel dalam tiga minggu sejak perang dimulai. Namun, jumlah tersebut belum dapat dikonfirmasi.

Sebagai tanggapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan tergesa-gesa dengan keluarga sandera pada Sabtu. Pertemuan ini pun berlangsung karena sebelumnya mereka mengancam akan memulai protes jalanan untuk menyoroti keputusasaan pembebasan anggota keluarga yang ditahan di Gaza.

Netanyahu tidak membuat komitmen apa pun terhadap kesepakatan apa pun namun mengatakan kepada keluarga tersebut, “Kami akan memanfaatkan segala kemungkinan untuk membawa mereka pulang”, menurut sebuah video yang dirilis oleh kantornya. Menemukan para sandera – yang usianya berkisar antara beberapa bulan hingga lebih dari 80 tahun – merupakan “bagian integral” dari operasi militer, tambahnya.

Pada konferensi pers bersama Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan, Hamas harus dipaksa ke meja perundingan tetapi hal itu sangat kompleks. “Semakin besar tekanan militer, semakin besar daya tembak dan semakin sering kita menyerang Hamas, semakin besar peluang kita untuk membawa mereka ke titik di mana mereka akan menyetujui solusi yang memungkinkan kembalinya orang-orang yang kita cintai,” katanya dikutip dari Aljazirah.

Keluarga sandera mengatakan, mereka hampir tidak mempunyai kontak dengan pemerintah. “Kami tidak tahu apa pun tentang apa yang terjadi pada mereka. Kami tidak tahu apakah mereka tertembak, apakah mereka ke dokter, apakah mereka punya makanan,” kata Inbal Zach yang sepupunya Tal Shoham diculik dari kibbutz Beeri dekat pagar Gaza bersama enam anggota keluarga lainnya.

“Kami sangat mengkhawatirkan mereka," ujarnya.

Pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa 229 sandera dari lebih dari 20 negara. Sedangkan ribuan warga Palestina ditahan di 19 penjara di Israel dan satu di wilayah pendudukan Tepi Barat

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement