Kamis 15 May 2025 21:28 WIB

Kegagalan Diplomasi Israel, Menjauhnya Amerika Serikat, dan Diuntungkannya Hamas

Amerika Serikat mulai meninggalkan Israel.

Anggota suku yang setia kepada Houthi menginjak bendera AS dan Israel selama protes anti-AS dan anti-Israel, di pinggiran Sanaa, Yaman, 25 Januari 2024.
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Anggota suku yang setia kepada Houthi menginjak bendera AS dan Israel selama protes anti-AS dan anti-Israel, di pinggiran Sanaa, Yaman, 25 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pembicaraan langsung antara Amerika Serikat dan Hamas yang menghasilkan kesepakatan untuk membebaskan tawanan Israel-Amerika Edan Alexander telah mengejutkan Israel,  

Pembicaraan dan kesepakatan ini mengejutkan Israel yang sekaligus menggemakan skenario kesepakatan antara Amerika Serikat sebelumnya dan kelompok Houthi Ansar Allah di Yaman.

Baca Juga

Dalam kedua kasus tersebut, perjanjian Amerika Serikat dilakukan dengan para pemain politik non-negara dan mencakup pencapaian kepentingan Amerika Serikat.

Terkait Houthi dilakukan dengan mengamankan navigasi maritim Amerika Serikat. Sedangkan terkait Hamas dengan membebaskan seorang tawanan berkewarganegaraan Israel.

Berangkat dari kedua kasus itu, kepentingan Israel dikesampingkan. Dengan Houthi, perjanjian tersebut tidak mencakup penghentian penembakan roket ke Israel dan pergerakan bebas kapal-kapal Israel.

Sedangkan dengan Hamas, perjanjian tersebut tidak mencakup pembebasan lebih banyak tahanan Israel, dan termasuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Kesepakatan baru-baru ini antara Amerika Serikat dan Hamas bukanlah satu-satunya indikasi bahwa kepentingan Amerika Serikat lebih diprioritaskan daripada kepentingan Israel.

Kesepakatan ini didahului oleh dimulainya pembicaraan Amerika Serikat -Iran, posisi Amerika Serikat dalam masalah Suriah, dan preferensi Donald Trump untuk peran Turki di Suriah daripada Israel.

BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia

Israel mengira bahwa kepentingan Amerika Serikat di kawasan ini akan setara dan sejajar dengan kepentingan Israel dalam berbagai hal, dan terkejut bahwa kepentingan Amerika Serikat mendahului kepentingan Israel, bahkan jika bertentangan dengan mereka.

Kegagalan dalam kasus ini ada dua, pertama karena ini adalah kedua kalinya pemerintah Amerika Serikat melakukan perundingan dengan Hamas, yang pertama melalui utusan Amerika Serikat untuk urusan sandera, Adam Boller.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement