Senin 30 Oct 2023 11:24 WIB

Memburu Yahudi Israel, Massa: Pembunuh Anak tak Punya Tempat di Dagestan

Massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara di Dagestan, Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara di Dagestan, Republik Kaukasus Rusia, pada Ahad (29/10/2023).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara di Dagestan, Republik Kaukasus Rusia, pada Ahad (29/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara di Dagestan, Republik Kaukasus Rusia, pada Ahad (29/10/2023). Mereka menggeruduk bandara setelah beredar rumor bahwa ada penerbangan yang tiba dari Israel.

Puluhan pengunjuk rasa menerobos pintu dan penghalang. Beberapa orang berlari ke landasan pacu. Tak lama setelah itu, badan penerbangan Rusia, Rossavitsia mengumumkan penutupan bandara untuk penerbangan masuk dan keluar, sementara pasukan keamanan telah tiba di lokasi.

Baca Juga

“Situasinya terkendali, penegakan hukum bekerja di lokasi kejadian,” ujar pernyataan Pemerintah Republik Dagestan Rusia, dilansir Al Arabiya.

Rossavitsia mengumumkan, massa telah berhasil diiringi keluar dari bandara. Namun bandara akan tetap ditutup hingga 6 November.

Sebelumnya, beberapa saluran Telegram lokal memperlihatkan foto dan video puluhan pria yang menunggu di luar bandara untuk menghentikan mobil. Beberapa di antaranya berusaha mendobrak penghalang keamanan.

Salah satu pengunjuk rasa memegang kertas karton bertuliskan “Pembunuh anak tidak memiliki tempat di Dagestan". Video lain menunjukkan kerumunan orang di dalam terminal bandara mencoba mendobrak pintu ketika anggota staf berusaha menghalangi mereka.

Sebelumnya pada Ahad, Menteri Informasi di Chechnya, Akhmed Dudayev menyerukan ketenangan dalam menghadapi meningkatnya ketegangan di Kaukasus. Pemerintah Dagestan mengunggah pesan di Telegram yang mengatakan kepada massa untuk tidak melanjutkan tindakan ilegal dan tidak mengganggu pekerjaan pegawai bandara.

“Tidak mudah bagi kita untuk berdiri dan menyaksikan pembantaian tidak manusiawi terhadap penduduk sipil, rakyat Palestina. Pada saat yang sama, kami menghimbau warga republik untuk tidak menyerah pada provokasi kelompok destruktif dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat," ujar pernyataan Pemerintah Dagestan.

Situs Flightradar menunjukkan bahwa penerbangan Red Wings dari Tel Aviv telah mendarat di Makhachkala pada pukul 19:00 waktu setempat. Outlet media independen Rusia, Sota mengatakan, itu adalah penerbangan transit yang dijadwalkan lepas landas lagi ke Moskow dua jam kemudian.

Chechnya dan Dagestan adalah dua republik yang bergejolak di Kaukasus Rusia. Sebelumnya pada Ahad, kantor berita RIA Novosti melaporkan bahwa sebuah pusat Yahudi di republik Kaukasus Utara lainnya, Kabardino-Balkaria, telah dibakar di Kota Nalchik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement