Selasa 31 Oct 2023 06:59 WIB

Eric Nam Batalkan Konser di Malaysia, Ngeklaim Diancam Usai Like Unggahan Israel-Palestina

Penjelasan Eric Nam terkait konflik Israel-Palestina semakin memicu kontroversi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi Korea-Amerika Eric Nam (kiri). Eric Nam memutuskan membatalkan konsernya di Malaysia setelah tanggapan kontroversialnya terkait konflik Israel-Palestina.
Foto: DOK. EPA-EFE/TOM WHITE
Penyanyi Korea-Amerika Eric Nam (kiri). Eric Nam memutuskan membatalkan konsernya di Malaysia setelah tanggapan kontroversialnya terkait konflik Israel-Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Korea-Amerika Eric Nam pada Senin (30/10/2023) mengatakan telah membatalkan konsernya yang akan digelar di Malaysia. Dia mengambil keputusan ini setelah mengeklaim mendapat menerima ancaman karena menyukai unggahan yang terkait perang Israel-Palestina.

Aksinya tersebut merupakan reaksi terhadap kabar buruk dan sebagai sosok yang selalu mencintai kedamaian. "Setelah itu saya menerima ancaman terkait jadwal pertunjukan saya di Kuala Lumpur. Karena itu, saya membuat keputusan sulit untuk membatalkan konser," kata penyanyi yang memulai karirnya satu dekade lalu di platform X.

Baca Juga

Nam mengungkapkan, hatinya hancur saat keluarga Palestina dan Israel menjadi korban dari perang ini. Dia tidak bisa membayangkan penderitaan yang dirasakan mereka.

“Tidak ada yang bisa saya katakan, cukup ada banyak rasa sakit dan penderitaan. Namun, saya berdoa setiap hari agar ada kedamaian dan keselamatan bagi semua orang secepat mungkin," ujarnya.

Sayangnya, penjelasan Nam semakin memicu kontroversi. Ada pengguna media sosial Malaysia yang mengatakan bahwa Nam telah menunjukkan sifat aslinya karena berusaha bersikap netral.

“Saya sudah muak dengan orang-orang yang masih netral bahkan dalam situasi saat ribuan warga Palestina telah dibunuh oleh Israel,” kata seorang pengguna di X.

Dilansir South China Morning Post, Selasa (31/10/2023), beberapa orang menyamakan tanggapannya dengan dukungan terhadap dugaan tindakan berlebihan yang dilakukan selama pendudukan kolonial Jepang di Semenanjung Korea. Masalah sejarah dari pemerintahan kolonial Jepang, seperti kompensasi bagi korban warga Korea yang menjadi budak seks di masa perang di Tokyo, telah lama mengganggu hubungan kedua pihak.

Yang lain mengatakan bukanlah budaya Malaysia untuk mengeluarkan ancaman terhadap siapa pun. "Satu-satunya hal yang terus kami ingatkan kepada Anda adalah, akan ada kursi kosong di acara Anda jika Anda melanjutkannya," kata seorang pengguna lain.

Malaysia menuduh pemerintah Barat menerapkan standar ganda dalam menanggapi konflik di Gaza dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta komunitas internasional untuk segera turun tangan menghentikan kekerasan tersebut. Nam yang baru-baru ini memenangkan Time100 Impact Awards 2023 akan tampil di Singapura pada Februari mendatang sebagai bagian dari tur dunia “House On A Hill”.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement