REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- General Menager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Agus Kuswardoyo mengungkapkan, rasio elektrifikasi di Jatim telah mencapai 99,9 persen. Adapun sebagian besar keluarga yang belum menikmati aliran listrik tersebar di pulau-pulau kecil di wilayah Madura.
Ia pun menargetkan, pada 2025 rasio elektrifikasi di Jatim bisa mencapai 100 persen. Untuk memenuhi kebutuhan listrik warga di pulau-pulau terpencil di Madura, akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang saat ini proses pembangunannya telah dijalankan.
"Kita udah 99,9 persen (rasio elektrifikasi) jadi ada beberapa yang memang di daerah Kepulauan Madura yang masih (belum teraliri listrik). Insya Allah targetnya di 2025 sudah selesai (elektrifikasi) kita sambung pakai PLTS," kata Agus dalam seremoni penyalaan sambungan listrik gratis bagi warga tidak mampu di Surabaya, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, pemasangan sambungan listrik gratis bagi warga tidak mampu merupakan bagian dari upaya percepatan elektrifikasi di Jatim. Pada kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-78, ada 357 KK warga tidak mampu yang menerima sambungan listrik gratis.
"Di Jatim hari ini kita sambung 357 pelanggan, dan sepanjang 2023 sudah 770-an KK (penerima sambungan listrik gratis)" ujarnya.
Agus menjelaskan, jika dirupiahkan, untuk memasang satu sambungan listrik tersebut menghabiskan dana Rp 1,8 juta. Di mana setiap keluarga penerima manfaat, menerima sambungan gratis listrik dengan daya 900 VA.
Penerima manfaat paling banyak berada di Kabupaten Sumenep, Madura. Dikatakan, program sambungan listrik gratis bagi warga tidak mampu tersebut terlaksana berkat sumbangan dari para pegawai PLN.
Di mana para pegawai menyisihkan sebagian dari gajinya untuk kegiatan sosial. "Gaji tersebut didedikasikan untuk masyarakat prasejahtera yang belum tersentuh listrik dan belum mampu pasang listrik sendiri," kata dia.