Selasa 31 Oct 2023 17:00 WIB

Pemkab Probolinggo Ungkap Tujuan Dibangunnya Jembatan Kaca di Kawasan Wisata Gunung Bromo

Pembangunan jembatan kaca di Gunung Bromo rencananya akan selesai pada akhir 2023.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Pembangunan jembatan kaca di kawasan Gunung Bromo direncanakan selesai pada Desember 2023.
Foto: Dok Kementerian PUPR
Pembangunan jembatan kaca di kawasan Gunung Bromo direncanakan selesai pada Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jembatan kaca akan segera hadir di kawasan wisata Gunung Bromo area Seruni Point, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Pembangunan jembatan tersebut rencananya akan selesai pada akhir 2023. 

Plt Kepala Disporapar Kabupaten Probolinggo, Bambang Heriwahjudi menyatakan, pembangunan jembatan kaca ini pada dasarnya bertujuan untuk menambah wahana. "Sehingga pengunjung ke Bromo tidak hanya melihat gunung tetapi juga ada wahana lain selain hanya memandangi indahnya gunung," kata pria disapa Yudi ini saat dikonfirmasi Republika, Selasa (31/10/2023). 

Baca Juga

Saat ini, pihaknya belum membahas besaran tiket masuk ke jembatan kaca tersebut. Namun jembatan ini (kecuali fasilitas pendukung yang ada seperti amphiteater, kios souvenir dan lain-lain) akan menjadi wisata minat khusus. Itu artinya, tidak semua wisatawan diperkenankan melintas mengingat nantinya terdapat batasan usia dan kemampuan fisik. 

Adapun tiket masuk jembatan diharapkan dijual secara daring sebanyak 100 persen. Dengan demikian, pengelola dapat memberikan pembatasan jumlah pengunjung yang melintas. Walaupun kapasitas maksimal 100 orang, tentu pada pelaksanaannya hanya mampu 50 persen.

Di samping itu, wisatawan juga akan dibatasi waktu kunjungannya di jembatan. Kemudian direncanakan menyediakan pemandu untuk mengarahkan dan mengingatkan wisatawan. "Dan manakala tiket dijual secara online, maka bisa diatur kapasitas pengunjung hariannya. Kalau tidak seperti itu, manakala kunjungan wisatawan pada satu hari itu melebihi kapasitas, ini tentu sulit untuk pengaturannya," kata dia menambahkan.

Untuk diketahui, jembatan yang dianggarkan oleh Kementerian PUPR ini memiliki panjang bentang sekitar 120 meter (m). Jembatan tipe gantung pejalan kaki ini tercatat memiliki panjang sekitar 150 m (20 m + 120 m + 10 m). 

Di samping itu, tipe blok angkur jembatan ini adalah beton bertulang. Sementara itu, tipe pile cap jembatan ini, yakni dinding penuh beton bertulang. Lalu untuk jenis pondasinya lebih pada tiang bor.

Sistem lantai dari jembatan kaca di kawasan Gunung Bromo ini lebih ke struktur baja dengan laminated tempered glass dan SGP. Untuk lebar lantainya diperkirakan sekitar 1,8 m dan 3 m. Adapun perihal kaca yang digunakan di jembatan ini memiliki ketebalan 25,52 milimeter (mm).

Menurut dia, kaca yang digunakan jembatan tersebut sudah diujicobakan dengan dipecahkan. Bahkan setelah pecah, kaca tersebut masih dapat menahan beban. Sementara itu, beban maksimal kaca dalam sekali dilalui pengunjung dapat mencapai 100 orang. 

Di sisi lain, topografi jembatan ini berada di area perbukitan atau lembah/jurang. Berdasarkan data Kementerian PUPR, kedalaman jurang di sekitar jembatan lebih dari 80 meter.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement