REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku Tafsir Al-Mishbah dengan 15 jilid karya Prof Dr Quraish Shihab saat ini dalam proses diterjemahkan ke bahasa Inggris. Sebanyak 18 juz Alquran pada Tafsir Al-Mishbah sudah selesai diterjemahkan sehingga tersisa 12 juz lagi.
"Ada tim yang terdiri dari tujuh orang untuk menerjemahkan (Tafsir Al-Mishbah) ke bahasa Inggris. Sekarang sudah selesai 18 juz. Sisa 12 juz, tahun depan selesai," kata KH Ulil Abshar Abdalla selaku Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an dan Tim Penerjemah Bahasa Inggris Tafsir Al-Mishbah, di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Ulil, yang juga merupakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, menyampaikan, penerjemahan Tafsir Al-Mishbah ke bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan. Menurutnya, kontribusi para sarjana Indonesia dalam kesarjanaan internasional pada bidang Alquran dalam bahasa Inggris itu masih sangat sedikit. Terutama kontribusi ulama dan sarjana Indonesia pada studi Alquran yang ditulis dalam bahasa Inggris.
"Maka kita butuh eksposur, yang artinya ulama-ulama kita ditunjukkan ke luar bahwa kita punya tradisi penulisan tafsir Alquran yang tidak kalah dengan yang lain," jelas Ulil.
Dia menambahkan, salah satu tujuan yang menjadi target dari penerjemahan Tafsir Al-Mishbah ke bahasa Inggris ini adalah kalangan akademisi. Menurut Ulil, selain kalangan awam atau umat Islam pada umumnya yang ingin belajar tafsir Alquran, kalangan akademisi juga perlu disasar agar mereka mendapat akses terhadap tafsir Alquran karya orang Indonesia yang ditulis dalam bahasa Inggris.
"Kalau teman-teman akrab dengan studi-studi Alquran di Barat, itu akses sarjana-sarjana luar untuk membaca tafsir Alquran karangan orang Indonesia yang ditulis dalam bahasa Inggris itu nyaris tidak ada. Jadi butuh eksposur," jelas Ulil.
Direktur Eksekutif Yayasan Dakwah Lentera Hati Indonesia yang juga Direktur Utama Penerbit Lentera Hati, Nasywa Shihab, menambahkan, ada banyak tujuan mengapa Tafsir Al-Mishbah diterjemahkan ke bahasa Inggris. Terutama untuk mereka yang selama ini datang ke Pusat Studi Al-Qur'an untuk belajar Islam dan menjadikan Prof Quraish sebagai rujukan.
"(Seperti) para mualaf dan lain sebagainya. Jadi memang sudah banyak yang request agar buku-buku Abi (Prof Quraish) diterjemahkan ke bahasa Inggris," kata dia.
Nasywa juga menuturkan, tujuan lainnya ialah untuk memperkenalkan ulama nusantara ke dunia internasional. Menurutnya, saat ini belum ada ulama Indonesia yang menulis dalam bahasa Inggris hingga kemudian dikenal di dunia internasional.
Dia berharap, setelah karya-karya Prof Quraish diluncurkan dalam bahasa Inggris, akan lahir ulama-ulama lain dari Indonesia yang mengikuti dan memperkenalkan Islam wasathiyah atau Islam moderat yang memang ada dan tercermin di Indonesia.
"Karena memang tujuan dari Pusat Studi Al-Qur'an ini adalah membumikan nilai-nilai Alquran di tengah masyarakat plural. Dengan harapan, memperkenalkan Indonesia di dunia internasional," tuturnya.