REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menyebut sudah menempatkan sejumlah peralatan early warning system (EWS) di sungai-sungai yang ada di Kota Yogyakarta. EWS ini untuk menghadapi potensi banjir selama musim pancaroba.
"Hingga saat ini sudah sebanyak 17 EWS di sungai-sungai Kota Yogya yang bisa dimanfaatkan," kata Kepala BPBD Yogyakarta, Nur Hidayat, Selasa (31/10/2023).
Musim penghujan di DIY diperkirakan akan dimulai pada November dasarian 1 2023. Meski begitu, di Kota Yogyakarta diperkirakan musim hujan baru akan terjadi setelah November.
Untuk itu, selama masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan (pancaroba) berpotensi terjadinya cuaca ekstrem. Hujan lebat, angin kencang, dan bencana lainnya berpotensi terjadi selama pancaroba ini.
Penempatan EWS di sungai-sungai ini untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat guna mengurangi risiko bencana. Belasan EWS tersebut juga dipastikan dapat berfungsi dengan baik.
Pihaknya juga telah menyiapkan berbagai upaya mitigasi bencana lainnya yang dapat terjadi selama pancaroba. Tidak hanya memastikan EWS berfungsi, namun juga meningkatkan kapasitas personel dan relawan dengan melibatkan OPD di lingkungan Pemkot Yogyakarta.
"OPD di lingkungan Pemkot Yogya juga akan kami libatkan dalam memitigasi bencana, yang tupoksinya disesuaikan dengan sektornya masing-masing," ungkap Hidayat.
Selain itu, peran dari Kampung Tangguh Bencana dimaksimalkan dalam mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi selama pancaroba. Hidayat menuturkan hingga saat ini sudah terbentuk 155 KTB di Kota Yogyakarta dari target 169 KTB yang dibentuk hingga 2024 mendatang.
"Tinggal 14 KTB yang akan kami bentuk dalam penanggulangan bencana. Semoga segera terealisasikan," jelas dia.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Yogyakarta, Aki Lukman mengatakan, dalam waktu dekat akan dilakukan simulasi penggunaan EWS banjir se-Yogyakarta dengan melibatkan KTB.
"Harapannya, dengan meningkatkan kapasitas relawan/masyarakat kota melalui program-program tersebut, masyarakat memiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai kejadian dan bencana di Kota Yogyakarta," katanya.
Kegiatan pelatihan terhadap relawan untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana juga dilakukan di kawasan padat penduduk. Mulai dari Kelurahan Demangan, Kelurahan Suryatmajan, dan Kelurahan Ngupasan.
Selain itu, juga dilakukan pelatihan terhadap relawan di wilayah yang memiliki destinasi wisata. Seperti di Kelurahan Sosromenduran, Kelurahan Purwokinanti, dan Kelurahan Rejowinangun.
"Kami juga melakukan kegiatan pelatihan relawan di wilayah di kawasan cagar budaya seperti di Kelurahan Panembahan, Kelurahan Kadipaten, Kelurahan Patehan, Kelurahan Purwokinanti, dan Kelurahan Gunungketur sehingga semuanya ikut memahami pentingnya mitigasi bencana sejak dini," ungkap Aki.