REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan industri petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan laba bersih sebesar 1,66 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal III 2023.
Sementara itu, posisi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA meningkat sebesar 881 persen year on year (yoy) menjadi senilai 108,9 juta dolar AS pada kuartal III 2023 dibandingkan nilai 11,1 juta dolar AS pada kuartal III 2022.
"Meski menghadapi siklus penurunan pada kuartal III 2023, tapi pada 30 September 2023 kami dapat menjaga neraca yang kuat," kata Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat TPIA Suryandi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Suryandi mengatakan, perseroan mempertahankan posisi likuiditas pada level 2,34 miliar dolar AS pada kuartal III 2023. Likuiditas tersebut terdiri dari kas dan setara kas senilai 823 juta dolar AS, obligasi senilai 1,09 miliar dolar AS, serta aset tersedia. berkomitmen memberikan fasilitas kredit bergulir senilai 415 juta dolar AS.
"Total aset perseroan senilai 4,99 miliar dolar AS per kuartal III 2023 atau naik tipis 1,4 persen (yoy) dibandingkan nilai 4,92 miliar dolar AS pada kuartal IV 2022," kata Suryandi.
Selama kuartal III 2023, selanjutnya perseroan telah menjalin kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk memberikan fasilitas pembiayaan bagi nasabah perseroan di dalam negeri.
Fasilitas pembiayaan diberikan untuk mendongkrak volume transaksi grosir, serta meningkatkan industri hilir dengan mengoptimalkan pengolahan bahan baku dalam negeri yang berkelanjutan. Nantinya, perseroan juga menandatangani Letter of Intent (LoI) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebagai upaya mendukung hilirisasi aluminium dan percepatan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Tanah Air.
"Untuk produksi komponen aluminium dan battery pack untuk EV oleh anak usahanya PT Chandra Asri Alkali ( CAA ), kepada Inalum dengan volume 120.000 metrik ton (MT) per tahun," kata Suryandi lagi.
Suryandi menjelaskan, Inalum saat ini tengah menjajaki potensi tersebut, dengan ekuitas partisipasi dalam CAA hingga 10 persen, yang pihaknya dan Inalum upayakan untuk memfasilitasi tumbuhnya industri aluminium midstream dan hilir, khususnya kendaraan listrik di Tanah Air.