Jumat 03 Nov 2023 12:03 WIB

Telkom Berikan Beasiswa ke 14 Lulusan SMA/SMK Perdalam E-commerce di Cina

Sebelum berangkat ke Cina, seluruh peserta menjalani proses seleksi melalui platform

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Head of Education Ecosystem Telkom, Sri Safitri, mengatakan, sebelum berangkat ke Cina, seluruh peserta menjalani proses seleksi melalui platform Pijar.
Foto: dok. Republika
Head of Education Ecosystem Telkom, Sri Safitri, mengatakan, sebelum berangkat ke Cina, seluruh peserta menjalani proses seleksi melalui platform Pijar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Februari 2023, masih ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Ini menyumbang 5,45 persen dari total angkatan kerja per tahun sebesar 146,62 juta tenaga kerja. 

Tingginya angka pengangguran bisa berkurang dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dengan cara paling ampuh, yakni terus meningkatkan kualitas dan kemampuan putra-putri bangsa.

Untuk meningkatkan kualitas SDM dan menekan angka pengangguran tersebut pada akhir Oktober lalu, platform pendidikan Pijar dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bersama Yayasan Bina Anak Indonesia Kompeten (BAIK) memberikan beasiswa Indonesia Berpijar kepada 14 pelajar lulusan SMA/SMK. Melalui beasiswa itu, mereka akan memperdalam pendidikan e-commerce di Shandong Water Conservancy Vocational College (SDWCVC), Rizhao, Cina.

Menurut Head of Education Ecosystem Telkom, Sri Safitri, sebelum berangkat ke Cina, seluruh peserta menjalani proses seleksi melalui platform Pijar. Setelah lulus, para peserta melakukan persiapan kuliah dengan mengikuti bootcamp dan berbagai pelatihan lainnya di platform Pijar.

"Pepatah orang bijak mengatakan, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Inilah yang sedang dilakukan para siswa dari program Indonesia Berpijar, dengan belajar e-commerce di negara yang merajai e-commerce dunia. Saat kembali ke Indonesia, mereka diharapkan menjadi pelopor dan pemain utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia 2025," ujar Sri, Kamis (2/11/2023).  

Sodiko Hidayad, pelaku EduTech di Indonesia, mengatakan, inisiatif kolaborasi melalui program Indonesia Berpijar pada era transformasi digital adalah langkah positif yang mendukung pendidikan dan teknologi. 

"Program ini dapat menjadi inspirasi bagi kolaborasi serupa, memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk berkembang dan berkontribusi positif bagi kemajuan negara, terutama dalam memahami pasar e-commerce yang dinamis di Cina," kata Sodiko.

Inisiatif ini, kata dia, akan menjadi kesempatan berharga bagi pelajar-pelajar Indonesia untuk merasakan langsung dinamika pasar e-commerce yang sedang bertumbuh di Cina saat ini.

Della, salah satu penerima beasiswa Indonesia Berpijar mengatakan, berkat Indonesia Berpijar, ia meraih kesempatan melanjutkan pendidikan di luar negeri. Program ini diibaratkannya seperti cahaya yang menuntun di kegelapan, penerang dari ketidaktahuan menjadi lebih siap menghadapi petualangan akademik di negeri Cina.

“Melalui platform ini, saya telah diberikan kesempatan memperoleh dasar-dasar ilmu yang menjadi pondasi penting dalam perkuliahan saya. Pelatihan yang saya terima dari Pijar telah membekali saya dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam dunia perkuliahan yang begitu dinamis dan kompetitif,” katanya.

Tribe Leader Education Telkom Djufri Ardian mengatakan, setelah menyelesaikan pendidikan di Cina dan kembali ke tanah air, soft skill dan hard skill pada bidang yang diminati dari para peserta diharapkan bisa jauh lebih mumpuni. Agar menjadi modal bagi mereka menciptakan banyak lowongan kerja baru dan menekan angka pengangguran di Indonesia.

“Selain membantu menciptakan lowongan kerja baru, putra-putri Indonesia yang sudah mengenyam pendidikan di SDWCVC bisa menjadi individu yang kreatif memajukan bangsa karena memiliki kemampuan berpikir dari perspektif multinasional yang membantu menghadapi tantangan modern dan menghasilkan solusi inovatif,” ujar Djufri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement