Jumat 03 Nov 2023 11:34 WIB

Kerugian Besar Ekonomi Israel Setelah Cina Dukung Palestina

Cina kini menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB mulai November 2023.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjuk rasa menginjak bendera Israel dan foto Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat aksi bela Palestina di Medan, Sumatera Utara, Jumat (27/10/2023). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam menghadapi konflik.
Foto: Antara/Yudi
Pengunjuk rasa menginjak bendera Israel dan foto Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat aksi bela Palestina di Medan, Sumatera Utara, Jumat (27/10/2023). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam menghadapi konflik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi genosida Israel terhadap Palestina mengubah geopolitik dunia, termasuk bagi pemerintah Cina. Laporan South China Morning Post menyebut Israel dibuat kesal dengan sikap Cina yang lebih mendukung Palestina.

Kepala Program Kebijakan Asia di Institut Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri di Israel Abba Eban, Gedaliah Afterman mengatakan sikap Cina menjadi pukulan telak bagi ekonomi Israel. Pasalnya, Cina selama ini menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Israel setelah Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

"Selama bertahun-tahun hubungan ekonomi Israel dengan Cina berjalan baik, kini Cina menarik investasi senilai miliaran dolar ke industri dan infrastruktur teknologi tinggi," ujar Afterman dilansir dari South China Morning Post pada Jumat (3/11/2023).

Afterman menjelaskan sejumlah indikator yang menguatkan dukungan Cina terhadap Israel. Pertama, Cina tidak memberikan pernyataan mengecam para pejuang Hamas seperti yang diinginkan Israel. Kedua, Israel geram dengan langkah Cina yang memveto proposal draft resolusi AS di PBB untuk jeda kemanusiaan, bukan gencatan senjata secara penuh.