REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dua tahun sudah genosida di Gaza berlangsung dan telah menelan lebih dari 67 ribu jiwa. Menyikapi tragedi kemanusiaan itu, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Cholil Nafis menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah pelanggaran berat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan.
“Ya jelas itu bertentangan dengan kemanusiaan,” ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Senin (6/10/2025).
Rais Syuriah PBNU ini menilai, dukungan lebih dari 150 negara terhadap kemerdekaan Palestina merupakan bukti bahwa perjuangan rakyat Palestina mendapatkan legitimasi moral dan politik secara global.
“Dengan 150 negara yang mengusulkan kemerdekaan Palestina adalah sesuatu kebenaran. Secara demokrasi diakui sebagai sebuah kemenangan untuk memperjuangkan kemanusiaan,” ucapnya.
Menurutnya, selain dukungan politik, langkah-langkah kemanusiaan seperti pengiriman bantuan melalui kapal-kapal solidaritas juga menjadi bagian penting dari perlawanan terhadap penjajahan dan blokade Israel.
"Teman-teman yang lewat kapal, yang memberikan bantuan ternyata itu dilakukan tauji' atau membuat kelaparan orang-orang Gaza, itu adalah perlawanan kemanusiaan. Makanya, bentuk perjuangan kami mendukung pada pejuang kemanusiaan yang ingin membebaskan Gaza dan memberi bantuan kepada Gaza," kata Kiai Cholil.
Ia pun mengajak umat Islam di seluruh dunia, khususnya Indonesia, untuk tidak pernah lelah mendukung perjuangan rakyat Palestina. Karena, menurutnya, hal itu merupakan amanah kemanusiaan dan keimanan.
“Kita jangan pernah lelah, karena itu adalah amanah kemanusiaan dan amanah keimanan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kiai Cholil juga menyerukan agar seluruh bangsa yang berpihak pada kemanusiaan mengambil langkah nyata untuk menghentikan agresi Israel.
“Kami mengingatkan, sudah dua tahun proses genosida ini terjadi. Kita harus bersama-sama memperjuangkan dan menghentikan keganasan dan keberingasan Israel,” ujarnya.
Terkait tanggung jawab moral umat Islam Indonesia, Kiai Cholil menegaskan perlunya sikap tegas baik secara diplomatik maupun ekonomi terhadap Israel dan negara-negara yang mendukung penjajahan di Palestina.
“Boikot harus tetap kita lanjutkan, perjuangan diplomasi kita harus terus lakukan sebisa mungkin untuk bisa menekan Israel,” ucap Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah ini.