REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Boikot terhadap produk buatan Israel meningkat di seluruh dunia. Para aktivis menggunakan Twitter dan TikTok untuk mengungkap bagaimana perusahaan multinasional mempertahankan kehadiran Israel di Palestina.
Gerakan boikot juga banyak ditunjukkan para pengguna TikTok, yang berarti ajakan untuk meninggalkan merek-merek besar karena keterlibatan langsung perusahaan dalam mendukung Pasukan Pertahanan Israel setelah serangan 7 Oktober. Boikot yang ditargetkan terutama berfokus pada ‘Tiga Besar’, yaitu McDonald's, Starbucks, dan Disney+.
McDonald's yang berbasis di Israel diketahui memberi makanan gratis kepada anggota militer Israel yang menyebabkan boikot konsumen. Starbucks juga menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, awal bulan ini setelah organisasi buruh tersebut mengunggah pesan yang sudah dihapus di X (Twitter), tentang pernyataan solidaritas terhadap warga Palestina.
Tagar #boycottstarbucks telah ditonton lebih dari 29 juta kali di TikTok. Disney+ menjanjikan 2 juta dolar AS kepada kelompok bantuan Israel dan perusahaan akan memberikan sumbangan dari karyawannya hingga 25.000 dolar AS.
Namun gerakan boikot sejauh ini dianggap cukup berhasil. Sebab merek-merek besar tampaknya menawarkan diskon tinggi.
Boikot ini dianggap sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas yang disebut Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2005 oleh koalisi sekitar 170 kelompok akar rumput dan masyarakat sipil Palestina. Seruan untuk memboikot Israel telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di tengah kekhawatiran mengenai perlakuan Israel terhadap warga Palestina.
Saat ini, tagar #BDS memiliki 2,8 miliar penayangan di TikTok sementara tagar #BDSboycottlist telah ditonton 5 juta kali. Dampak boikot yang ditargetkan sudah cukup terlihat hasilnya.
Pengguna X dari Mesir telah melaporkan bahwa ada supermarket menawarkan diskon hampir 80 persen untuk Starbucks Frappuccino.
“Di Mesir.. Diskon 73 poundsterling.. Ini gila. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Selain merek Pepsi, Coca-Cola, dan lainnya, semua orang berhenti membelinya sama sekali, dan siapa pun yang membelinya, kami memperlakukannya seperti orang buangan,” kata warganet.
Pekan ini McDonalds di Inggris baru saja mengumumkan penurunan harga Big Mac dan McNuggets menjadi hanya 99p sepanjang bulan November. Banyak orang di dunia maya yang merayakan hal ini sebagai sinyal bahwa boikot tersebut berhasil, namun mengingatkan pengikut mereka untuk tidak terperdaya oleh tipuan ini.
Pengguna X lainnya @ShahidkBolsen memposting bahwa ‘hanya setelah tiga pekan boikot, Starbucks di Malaysia telah mengurangi jam operasional secara nasional karena kehilangan banyak pelanggan. Langkah selanjutnya adalah penutupan gerai-gerai tertentu dan akhirnya hilangnya Starbucks sepenuhnya dari negara tersebut.
Baca juga : Innalillahi, Dokter Mueen Asal Gaza Lulusan UNS Meninggal Seusai Dibom Israel
Karyawan waralaba juga melalui media sosial mengonfirmasi bahwa boikot tersebut mulai terasa. Pengguna TikTok dan barista Starbucks Ambrose (@ambrose_darling) mengunggah video yang mendorong boikot pro-Palestina terhadap Starbucks pada tanggal 23 Oktober, dan sejak itu telah ditonton 1,3 juta kali dan lebih dari 6.800 komentar.
Bahkan, menurut dia, pelanggan yang biasa datang setiap hari sudah tak terlihat. Menurut Ambrose, upaya boikot berhasil. "Teruskan. Berhasil. Saya tahu, sering kali, terutama yang tinggal di Amerika Serikat, karena jauh dari situasi yang ada, sepertinya tidak ada yang berhasil dari apa yang kita lakukan di belahan dunia lain. Ini berhasil. Anda harus terus melakukannya," kata dia di TikTok, dikutip dari New Arab, Selasa (7/11/2023).
Meski tak jarang sejumlah gerai menunjukan dukungan dengan memasang atribut Palestina, sepertinya masyarakat tidak goyah. Zoe, (@BLAHBLAH) mendorong pengikutnya di TikTok untuk memperluas boikot mereka.
Berhasil atau tidaknya boikot, yang jelas gerakan ini dianggap sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina. Sementara itu, pekan ini, Bassem Yousef memberikan alasannya ketika berbincang dengan Piers Morgan. “McDonald's memberikan makanan gratis kepada Israel karena tidak ada yang bisa membuat Anda merasa lebih baik setelah membunuh sekelompok anak-anak Palestina selain makanan yang membahagiakan,” ujarnya.
Baca juga : Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Saudara-Saudara Kita di Palestina