Selasa 07 Nov 2023 06:12 WIB

Sebulan Perang Gaza, 36 Jurnalis Palestina Gugur

Perang Israel-Gaza telah menjadi periode empat minggu paling mematikan bagi jurnalis.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Para pelayat membawa jenazah videografer Reuters Issam Abdallah yang tewas akibat tembakan Israel saat prosesi pemakamannya di kampung halamannya di Khiam, Lebanon selatan, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Para pelayat membawa jenazah videografer Reuters Issam Abdallah yang tewas akibat tembakan Israel saat prosesi pemakamannya di kampung halamannya di Khiam, Lebanon selatan, Sabtu, 14 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan, sebanyak 36 jurnalis Palestina gugur dalam serangan Israel. Sementara delapan jurnalis juga terluka, tiga lainnya hilang, dan delapan jurnalis ditangkap.

“Perang Israel-Gaza telah menjadi periode empat pekan paling mematikan bagi jurnalis yang meliput konflik sejak CPJ mulai mendokumentasikan kematian jurnalis pada tahun 1992,” ujar pernyataan CPJ, dilansir TRT World, Senin (6/11/2023).

Baca Juga

CPJ sedang menyelidiki sejumlah laporan mengenai jurnalis lain yang terbunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam termasuk kerusakan pada kantor media dan rumah jurnalis. CPJ menekankan jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak yang bertikai.

“Jurnalis di seluruh kawasan melakukan pengorbanan besar untuk meliput konflik yang memilukan ini.  Masyarakat di Gaza, khususnya, telah menanggung dan terus menanggung kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghadapi ancaman sangat besar," kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Banyak yang kehilangan rekan kerja, keluarga, dan fasilitas media, serta melarikan diri untuk mencari keselamatan ketika tidak ada tempat berlindung atau jalan keluar yang aman," ujar Mansour menambahkan.

Kantor media pemerintah di Gaza pada Ahad (5/11/2023) menyerukan perlindungan bagi jurnalis dan pekerja pers. Mereka mengutuk serangan Israel yang menewaskan puluhan jurnalis serta melaporkan serangan siber terhadap sejumlah media lokal.

“Kami menyerukan organisasi hak asasi manusia dan jurnalis internasional dan regional untuk memberikan perlindungan bagi awak pers. Kami mengutuk serangan yang menewaskan dan melukai puluhan jurnalis dan meminta pertanggungjawaban pendudukan atas serangan tersebut," ujar pernyataan itu.

Pengeboman Israel di Jalur Gaza berlangsung selama hampir satu bulan telah membunuh setidaknya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, puluhan orang gugur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza dan lebih jauh ke selatan di lingkungan Gaza seperti Zawaida dan Deir Al-Balah pada Ahad (5/11/2023) malam.

Televisi Al-Aqsa yang mengutip sumber-sumber medis mengatakan, sedikitnya 75 warga Palestina tewas dan 106 luka-luka dalam serangan itu. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, delapan orang wafat dalam serangan udara semalam di rumah sakit kanker Rantissi di Kota Gaza. 

Empat kerabat seorang jurnalis meninggal dunia pada Ahad (5/11/2023) dalam serangan Israel di Lebanon selatan. Kantor berita resmi Lebanon menambahkan, jurnalis yang bersangkutan juga terluka.

Kantor Berita Nasional (NNA) menyebutkan keempat korban adalah saudara perempuan koresponden radio Samir Ayoub dan ketiga cucunya, berusia 10, 12 dan 14 tahun. Mereka  mengikuti mobil jurnalis tersebut dengan kendaraan yang berbeda ketika terbunuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement