Kamis 09 Nov 2023 19:06 WIB

Koalisi Palestina Desak Meta Akhiri Diskriminasi Rakyat Palestina di Instagram dan WhatsAp

Tindakan Meta berdampak buruk pada hak kebebasan berekspresi rakyat Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
 Karyawan Facebook mengambil foto di depan tanda Meta Platforms Inc. baru di luar kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta singkatnya, untuk mencerminkan apa yang dikatakan CEO Mark Zuckerberg adalah komitmennya untuk mengembangkan teknologi surround-yourself baru yang dikenal sebagai metaverse. Namun jejaring sosial itu sendiri akan tetap disebut Facebook.
Foto: AP Photo/Tony Avelar
Karyawan Facebook mengambil foto di depan tanda Meta Platforms Inc. baru di luar kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta singkatnya, untuk mencerminkan apa yang dikatakan CEO Mark Zuckerberg adalah komitmennya untuk mengembangkan teknologi surround-yourself baru yang dikenal sebagai metaverse. Namun jejaring sosial itu sendiri akan tetap disebut Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Koalisi Hak Digital Palestina mendesak Meta mengakhiri dehumanisasi warga Palestina dan penindasan terhadap narasi di platform online mereka. Hal ini terkait platform Meta yang menyudutkan rakyat Palestina.

Awal bulan ini, Guardian melaporkan fungsi WhatsApp yang menghasilkan gambar berdasarkan permintaan pengguna menampilkan gambar pistol atau seorang anak laki-laki memegang senjata ketika pencarian menggunakan istilah "Palestina", "Palestina", atau "Anak Muslim Palestina" dimasukkan.

Baca Juga

"Di tengah meningkatnya kekejaman yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap rakyat Palestina, yang ditandai dengan kekerasan tanpa henti dan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949, kami terpaksa mengatasi masalah dehumanisasi rakyat Palestina, terutama pada saat krisis," kata koalisi dalam pernyataan, dilansir Middle East Eye, Kamis (9/11/2023).

Pada Oktober lalu, siapa pun yang memiliki istilah "Palestina" dalam bahasa Inggris di profil Instagram mereka, emoji bendera Palestina atau frasa bahasa Arab "alhamdulillah", ketika ini secara otomatis diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, teks tersebut diterjemahkan sebagai "Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang demi kebebasan mereka".

Adapun WhatsApp dan Instagram adalah platform yang dimiliki oleh Meta. Studi Business for Social Responsibility (BSR) menemukan pada Mei 2021, tindakan Meta berdampak buruk pada hak pengguna Palestina atas kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, partisipasi politik, dan non-diskriminasi.

Konten Palestina...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement