REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Koalisi Hak Digital Palestina mendesak Meta mengakhiri dehumanisasi warga Palestina dan penindasan terhadap narasi di platform online mereka. Hal ini terkait platform Meta yang menyudutkan rakyat Palestina.
Awal bulan ini, Guardian melaporkan fungsi WhatsApp yang menghasilkan gambar berdasarkan permintaan pengguna menampilkan gambar pistol atau seorang anak laki-laki memegang senjata ketika pencarian menggunakan istilah "Palestina", "Palestina", atau "Anak Muslim Palestina" dimasukkan.
"Di tengah meningkatnya kekejaman yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap rakyat Palestina, yang ditandai dengan kekerasan tanpa henti dan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949, kami terpaksa mengatasi masalah dehumanisasi rakyat Palestina, terutama pada saat krisis," kata koalisi dalam pernyataan, dilansir Middle East Eye, Kamis (9/11/2023).
Pada Oktober lalu, siapa pun yang memiliki istilah "Palestina" dalam bahasa Inggris di profil Instagram mereka, emoji bendera Palestina atau frasa bahasa Arab "alhamdulillah", ketika ini secara otomatis diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, teks tersebut diterjemahkan sebagai "Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang demi kebebasan mereka".
Adapun WhatsApp dan Instagram adalah platform yang dimiliki oleh Meta. Studi Business for Social Responsibility (BSR) menemukan pada Mei 2021, tindakan Meta berdampak buruk pada hak pengguna Palestina atas kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, partisipasi politik, dan non-diskriminasi.
Konten Palestina...