Jumat 10 Nov 2023 22:37 WIB

Erdogan Harap KTT OKI Hasilkan Langkah Besar Akhiri Kebiadaban Israel

KTT OKI diharapkan menghasilkan keputusan yang bisa hentikan agresi Israel

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berharap KTT OKI mendatang dapat menjadi langkah besar untuk menghentikan agresi Israel di Gaza.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berharap KTT OKI mendatang dapat menjadi langkah besar untuk menghentikan agresi Israel di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL --- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa keputusan KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang akan diselenggarakan di Arab Saudi pada 12 November mendatang dapat menjadi langkah besar untuk menghentikan agresi Israel di Gaza.

"Saya kira keputusan yang akan diambil dalam KTT tersebut akan sangat penting bagi kelanjutan proses penyelesaian krisis," kata Erdogan, Jumat (10/11/2023).

Baca Juga

"Kita adalah penduduk kawasan ini, kita tidak bisa mengambil kebijakan yang impulsif dan populis seperti mereka yang datang dari luar," ujarnya.

"Prioritas dan tujuan utama kami adalah perdamaian," dilansir kantor berita Anadolu mengutip pernyataan Erdogan.

Arab Saudi akan menjadi tuan rumah dua pertemuan puncak bagi para pemimpin Arab dan negara-negara Islam (OIC) untuk membahas konflik di Jalur Gaza.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa KTT Arab akan diadakan di Riyadh pada hari Sabtu (11/11/2023) dan KTT untuk negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada hari Ahad (12/11/2023), untuk membahas konflik Gaza dan dampak-dampak kemanusiaan.

Pada hari Senin, OKI mengatakan bahwa sebuah KTT darurat akan diadakan di Riyadh pada tanggal 12 November untuk membahas serangan Israel di Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengumumkan penundaan KTT Arab-Afrika, yang dijadwalkan pada 12 November. 

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Sedikitnya 10.500-an warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 wanita, telah syahid sejak saat itu. Sementara itu, jumlah korban mati terbunuh di pihak Israel hampir mencapai 1.600 orang, menurut angka resmi.

Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran, persediaan bahan pokok semakin menipis bagi 2,3 juta penduduk Gaza akibat pengepungan Israel.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement