REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) agar mendesak perundingan damai Israel-Palestina. Perundingan damai dinilai perlu segera dimulai kembali untuk mewujudkan konsep solusi dua negara (two state solution).
“OKI harus mendesak agar perundingan damai dimulai kembali segera, demi terwujudnya two state solution dan menolak pemikiran one state solution, karena pasti Palestina yang dikorbankan,” kata Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, Ahad (11/11/2023).
Jokowi menyampaikan, jika mekanisme kwartet sudah tidak bisa diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format yang baru. Indonesia, kata Jokowi, juga siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut.
“Jika memang mekanisme kwartet sudah tidak dapat diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format baru, dan Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut,” ujar dia.
Jokowi kembali menegaskan agar OKI bisa bersatu dan terdepan dalam menggunakan semua cara damai dan pengaruhnya, serta menggunakan semua upaya diplomasi untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina.
Usai menghadiri KTT Luar Biasa OKI, Jokowi kemudian akan melakukan kunjungan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington DC pada Senin (13/11/2023). Kepada Presiden Biden, Jokowi menyebut akan menyampaikan hasil keputusan KTT OKI.
“Setelah dari Riyadh, saya juga sudah terjadwal hari Senin bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat, dengan izin para pemimpin saya akan menyampaikan hasil keputusan OKI hari ini kepada Presiden Biden,” ujar Jokowi.