REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian masyarakat Indonesia tengah gencar melakukan aksi boikot produk yang berkaitan dengan Israel. Langkah itu sebagai perlawanan terhadap pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina hingga menyebabkan ribuan korban, termasuk wanita dan anak-anak.
Menanggapi itu, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menyatakan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) siap mengisi peluang tersebut. Deputi Bidang UKM Kemenkop Hanung Harimba Rachman menegaskan, berbagai produk UMKM sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Tanah Air.
"Misal makanan, mereka siap. Apa saja kita bisa bikin, makanan (produksi) UMKM sudah enak-enak," ujar Hanung saat ditanya Republika.co.id, Senin (13/11/2023).
Terkait bahan baku UMKM yang juga terkena boikot masyarakat, kata dia, tidak masalah. Itu karena subtitusi bahan bakunya pun sudah banyak.
Meski begitu Hanung mengatakan, sampai saat ini pemerintah tidak memboikot produk atau bahan baku apa pun. "Dalam konflik ini, jangan sampai negara kita rugi," kata Hanung.
Ia melanjutkan, UMKM mudah beradaptasi dengan keadaan apa pun. Kemenkop, sambung dia, juga selalu mendorong pelaku usaha agar dapat mengambil peluang pasar. "Kalau ada peluang mereka bisa isi. Asal tidak diganggu-ganggu saja," kata Hanung.
Dilansir laman BDS Movement, ada beberapa produk yang diboikot karena terlibat dengan Israel. Meliputi semua merek produksi Unilever, P&G, McDonals, Burger King, dan sebagainya.