Selasa 14 Nov 2023 16:22 WIB

Menpora Nilai Penonton Piala Dunia U-17 2023 Baru Ramai Jika Timnas Indonesia Tampil

Jumlah kehadiran penonton tak akan sama ramai antara satu laga dengan laga lainnya.

Menpora Dito Ariotedjo (kiri) didampingi  Ketum PSSI Erick Thohir (kanan) dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) berpose dengan trofi Piala Dunia U-17 saat Trophy Experience FIFA U-17 World Cup di Alun-Alun Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/10/2023). Pameran trofi Piala Dunia U-17 (Trophy Experience FIFA U-17 World Cup) digelar di beberapa kota di Indonesia dan dilakukan dalam rangka mempromosikan serta meningkatkan antusias masyarakat terkait perhelatan pertandingan sepak bola Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/YU
Foto: ANTARA FOTO
Menpora Dito Ariotedjo (kiri) didampingi Ketum PSSI Erick Thohir (kanan) dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) berpose dengan trofi Piala Dunia U-17 saat Trophy Experience FIFA U-17 World Cup di Alun-Alun Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/10/2023). Pameran trofi Piala Dunia U-17 (Trophy Experience FIFA U-17 World Cup) digelar di beberapa kota di Indonesia dan dilakukan dalam rangka mempromosikan serta meningkatkan antusias masyarakat terkait perhelatan pertandingan sepak bola Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/YU

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo menilai penonton pada pertandingan-pertandingan Piala Dunia U-17 2023 baru akan ramai saat tim nasional (timnas) Indonesia bermain.

Menpora Dito menanggapi sepinya penonton di Piala Dunia U-17 pada laga pembukaan Piala Dunia U-17 di Solo antara Mali melawan Uzbekistan yang hanya dihadiri sekira 3.000 penonton dan pertandingan Spanyol melawan Kanada yang hanya dihadiri 6.000 penonton.

Baca Juga

“Jadi, kalau sepi penonton, memang dari awal ini tidak perlu kita di Solo. Kita selama ini menyelenggarakan pertandingan sepak bola antarnegara. Kalau di (Stadion) GBK (Gelora Bung Karno) saja, kalau bukan timnas yang main, pasti peminatnya sedikit,” ujar Menpora Dito saat ditemui di Jakarta, Selasa (14/11/2023). "Karena memang tantangannya pasti yang ramai adalah kalau timnas Indonesia bermain atau tim-tim negara, seperti Brasil, terus Inggris, dan negara-negara unggulan yang main."

Selain di Solo, masalah minimnya jumlah penonton juga terjadi di Bandung dan Jakarta. Sebagai gambaran saat Inggris menang 10-0 atas Kaledonia Baru pada pertandingan Grup C yang dimainkan di Jakarta International Stadium, total hanya terdapat 6.684 penonton. Sedangkan, saat Senegal membuat kejutan dengan menang 2-1 atas Argentina di Stadion Si Jalak Harupat, total hanya terdapat 6.222 penonton.

Menpora Dito mengingatkan bahwa dalam penyelenggaraan ajang-ajang besar, jumlah kehadiran penonton tidak akan sama ramainya antara satu laga dengan laga lainnya. "Pasti gim-gim tertentu, negara-negara tertentu yang (penontonnya) melonjak tinggi," kata dia.

Secara umum antusiasme penonton untuk menyaksikan turnamen sepak bola usia muda memang tidak tinggi. Untuk perbandingan sederhana, pada Piala Dunia U-17 2019 yang berlangsung di Brasil, tingkat kehadiran penonton pada pertandingan yang tidak diikuti Brasil hanya mencapai 223 penonton ,yaitu pertandingan Australia melawan Hungaria di Estadio Olimpico Golania.

Pada Piala Dunia U-17 2019, jumlah kehadiran penonton terbanyak adalah pada laga final yang mempertemukan Brasil melawan Meksiko di Estadio Bezzerao, Gama, dengan torehan 13.843 penonton.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement