Rabu 15 Nov 2023 05:57 WIB

Apa ISIS dan dari Mana Berasal, Bela Kepentingan Zionis Israel?

ISIS tak ada bersuara dalam kasus Zionis Israel

Gerakan ISIS (ilustrasi). ISIS tak ada bersuara dalam kasus Zionis Israel
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi). ISIS tak ada bersuara dalam kasus Zionis Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Setelah runtuhnya rezim Saddam Husein, masyarakat negara ini berkali-kali melalui proses pesta demokrasi memilih pemimpin. Belakangan ini bangsa Irak melalui sebuah pemilihan umum yang sukses memilih pejabat tinggi negara.

Berjalannya demokrasi secara mulus di Irak tentu saja membuat para musuh umat Islam yang tidak gembira dengan kemajuan bangsa Irak, mengarahkan kelompok garis keras dan ekstremisme bernama "Islamic State of Iraq and Syria - ISIS" ke negara ini.

Baca Juga

Kelompok tersebut yang pendekatannya sama sekali jauh berbeda dari nilai-nilai Islam dan kemanusiaan berhasil menduduki beberapa kota dari negara Irak dengan melakukan pembunuhan dan pembasmian terhadap umat Muslim negara tesebut.

Apa ISIS dan berasal dari mana?

Perubahan nama kelompok Alqaidah ke kelompok-kelompok bagian dari Alqaidah yang mengandung nama menyeluruh "pengikut mazhab Suni yang radikal" adalah tema yang diangkat oleh media-media Barat sejak 1981.

Hal ini terjadi di mana pada kenyataannya anggota kelompok tersebut adalah orang-orang Arab dan non-Arab yang menamakan diri sebagai Muslim dan mereka diperalat oleh negara-negara hegemonik dengan tujuan-tujuan tertentu.

Propaganda media-media Barat untuk menamakan kelompok garis keras ini sebagai kelompok pembela kaum Suni dimulai pada saat kelompok-kelompok teroris di Suriah gagal mencapai keberhasilan untuk menguasai negara tersebut.

Maka, negara-negara hegemonik yang memegang andil atas kelompok garis keras tersebut mengarahkan mereka ke Irak dengan nama yang baru, yaitu ISIS. Kelompok ini hanya mengincar kepentingan Barat, yaitu mendapat andil atas bangsa Irak dan menguasai kekayaan nasional negara besar ini.

Masyarakat kawasan kini dihadapkan pada fitnah negara-negara Barat yang bernama pertikaian antara pengikut berbagai mazhab Islam. Henry Kissinger (mantan menteri luar negeri Amerika) setelah kekalahan negaranya dalam perang Vietnam menyuarakan sebuah pendekatan baru terhadap negara-negara benua Asia di mana dalam pendekatan ini para penduduk Asia harus diadu domba untuk membunuh satu sama lain.

Terlihat dengan jelas...

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement