Rabu 15 Nov 2023 22:56 WIB

Boikot Produk Pro-Israel Bisa Turunkan Transaksi Hingga 50 Persen

Sampai kini dampak aksi boikot tersebut belum terlihat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas memeriksa produk bumbu dapur kemasan di salah satu swalayan di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (20/4/2022). Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bersama dinas kesehatan melakukan pengawasan produk pangan menjelang Lebaran untuk memastikan pangan yang akan dikonsumsi tetap aman, higienis, dan bermutu
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Petugas memeriksa produk bumbu dapur kemasan di salah satu swalayan di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (20/4/2022). Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bersama dinas kesehatan melakukan pengawasan produk pangan menjelang Lebaran untuk memastikan pangan yang akan dikonsumsi tetap aman, higienis, dan bermutu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) memperkirakan, aksi boikot produk pro-Israel dapat menggerus transaksi di pasar modern hingga 50 persen. Itu karena, mayoritas barang dalam daftar boikot tersebut merupakan produk pareto.

Dijelaskan, produk pareto merupaka  barang yang berkontribusi sampai 80 persen dari produki di pasar, namun kontribusi ke transaksi hanya 20 persen. Produk pareto meliputi produk konsumer seperti shampo, susu balita, dan minuman ringan.

Baca Juga

"Pengurangan penjualan produk pareto biasanya dari isu yang kecil dan berkembang. Mungkin transaksi di pasar hilir bisa berkurang sampai 50 persen dan target ekonomi pemerintah akan sulit tercapai," kata Sekretaris Jenderal AP3MI Uswati Leman Sudi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Ia mengakui, sampai kini dampak aksi boikot tersebut belum terlihat karena baru berjalan kurang dari sepekan. Hanya saja, lanjut dia, efeknya bisa sampai ke pabrikan.

Dampak terburuk dari program boikot tersebut, kata dia, yaitu pengurangan tenaga kerja di sektor manufaktur. Uswati menegaskan pabrikan tidak menentang aksi boikot yang dilakukan oleh masyarakat.

Dirinya pun menjelaskan berbagai produk dengan merek yang diboikot telah diproduksi di dalam negeri dan pabrikan tidak memberikan sumbangan langsung kepada Israel.

"Kami berharap aksi boikot jangan terlalu lama. Kami menanti pemerintah hadir agar bisa menegaskan dampak boikot ini agar tidak gamang," ujar dia.

Uswati mengatakan, sudah meminta anggota AP3MI melihat jika ada tren penurunan bisnis. Dalam waktu dekat, sambungnya, akan diinformasikan lebih lanjut mengenai tren penurunan itu bila sudah terlihat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement