REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Yahudi pada awalnya diperintah untuk mengagungkan hari Jumat. Mereka pun menolak dan malah memilih hari Sabtu dengan alasan karena tidak ada penciptaan apapun di hari Sabtu.
Penolakan Yahudi untuk memuliakan hari Jumat telah dijelaskan oleh Imam Al Suddi, sebagaimana berikut ini:
"إن الله فرض على اليهود يوم الجمعة فأبوا وقالوا يا موسى: إن الله لم يخلق يوم السبت شيئا فاجعل لنا السبت، فلما جعل عليهم السبت استحلوا فيه ما حرم عليهم". "رواه ابن أبي حاتم".
"Sungguh Allah SWT memberlakukan hari Jumat kepada orang-orang Yahudi tetapi mereka menolaknya dan berkata, 'Wahai Musa, Allah tidak menciptakan apapun di hari Sabtu, maka jadikanlah hari Sabtu untuk kami.' Ketika Allah menjadikan hari Sabtu untuk umat Yahudi, mereka menghalalkan apa yang dilarang. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim)
Saat itu orang-orang Yahudi membuat sebuah dusta untuk menguatkan keinginan mereka memuliakan hari Sabtu. Mereka menyebut segala penciptaan ini dimulai pada hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat, tetapi setelah itu Allah beristirahat di hari Sabtu.
Ketika diperintahkan untuk memuliakan hari Jumat, orang-orang Yahudi membantahnya, lalu berkata:
بل نعظم السبت؛ فإن الله بدأ الخلق الأحد وانتهى الجمعة "واستراح السبت"
"Tetapi kami memuliakan hari Sabtu. Allah memulai penciptaan pada hari Ahad, berakhir di hari Jumat, dan beristirahat di hari Sabtu."
Lalu umat Nasrani mengikuti sikap umat Yahudi. Alhasil, umat Nasrani memilih untuk memuliakan hari Ahad dibandingkan hari Jumat. Alasan mereka memuliakan hari Ahad adalah karena Allah memulai penciptaan pada hari Ahad.
Allah SWT pun mewajibkan masing-masing umat untuk melaksanakan atas apa yang telah mereka pilih. Yahudi dengan hari Sabtunya, dan Nasrani dengan hari Ahadnya.
Ada sebuah hadits yang isinya tentang hari, umat Islam, Yahudi dan Nasrani. Dalam hadits Abu Hurairah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
(نَحْنُ الآخِرُونَ السَّابِقُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا، ثُمَّ هَذَا يَوْمُهُمُ الَّذِي فُرِضَ عَلَيْهِمْ، فَاخْتَلَفُوا فِيهِ، فَهَدَانَا اللَّهُ، فَالنَّاسُ لَنَا فِيهِ تَبَعٌ اليَهُودُ غَدًا، وَالنَّصَارَى بَعْدَ غَدٍ).
"Kita (umat Muhammad) adalah umat yang terakhir (datang ke dunia), tetapi kita adalah umat yang lebih dulu (diadili) pada hari kiamat. Padahal seluruh umat telah diberi kitab sebelum kita, sedangkan kita (diberi kitab) setelah mereka. Kemudian pada hari ini, yakni hari yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kita, Allah telah memberikan petunjuk kepada kita. Dan umat-umat lain terkait dengan hari itu adalah pengikut, bagi orang-orang Yahudi adalah esok, sementara bagi orang-orang Nasrani adalah esok lusa." (HR. Bukhari)