Jumat 17 Nov 2023 19:06 WIB

3.000 Orang Terlibat dalam Peringatan Hari Angklung Sedunia yang Digelar BPK IX Jabar

Kegiatan ini memberi dampak besar bagi pelestarian seni tradisional Angklung.

Festival Angklung BPK IX telah menjadi acara yang dinantikan dan dihargai dalam kalangan komunitas seni dan masyarakat pada umumnya.
Foto: BPK IX
Festival Angklung BPK IX telah menjadi acara yang dinantikan dan dihargai dalam kalangan komunitas seni dan masyarakat pada umumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) IX Jawa Barat (Jabar) Dwi Ratna Nurhajarini mengatakan Festival Angklung BPK IX telah menjadi acara yang dinantikan dan dihargai dalam kalangan komunitas seni dan masyarakat pada umumnya.

"Hal ini terbukti dari antusiasme penonton pada penyelenggaraan festival angklung yang dihadiri lebih dari 3.000 peserta dan penonton dan acara malam harinya juga dipadati oleh penonton," kata Ratna saat memberikan sambutan yang dibacakan Kabag/Kasubag Umum BPK IX Hendra Gunawan pada Pembukaan Pertunjukkan Angklung SOUND-A di Teater Tertutup Dago Tea House, Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Utara III 9, Dago, Kota Bandung, Kamis (16/11/2023) malam. 

Baca Juga

Acara yang digelar dalam rangka Peringatan Hari Angklung Sedunia itu berlangsung sejak pagi hingga tengah malam itu diisi dengan pasanggiri dan lomba musik angklung yang diikuti 24 sekolah dasar, talkshow dan pertunjukkan medley musik angklung orkestra tradisi dan kreasi. 

Lebih lanjut dikatakan oleh Ratna, semua pencapaian ini memberikan gambaran positif tentang kontribusi BPK IX dalam pelestarian budaya melalui festival angklung, serta dampak positif yang dihasilkan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap seni tradisional Jawa Barat.

"Harapan untuk kolaborasi lebih lanjut di tahun 2024 antara Pemerintahan Pusat, Dinas Provinsi, Dinas Kota & Kabupaten dalam merayakan Hari Besar untuk Angklung adalah langkah yang sangat positif. Kolaborasi seperti itu dapat memberikan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan untuk pelestarian seni tradisional, khususnya Angklung, sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia," ujarnya, dalam siaran pers. 

Dengan keterlibatan pemerintahan dari berbagai tingkatan, kata Ratna, festival angklung dapat menjadi lebih terorganisir dan mendapatkan dukungan lebih besar dalam hal sumber daya, promosi, dan infrastruktur. "Ini juga dapat membantu menciptakan program yang lebih inklusif dan melibatkan partisipasi lebih banyak dari masyarakat luas," katanya. 

Selain itu, ujar Ratna lebih lanjut, melibatkan pemerintahan daerah dari berbagai tingkatan juga dapat meningkatkan pengenalan angklung di tingkat lokal, menciptakan kesadaran tentang warisan budaya, dan mendorong rasa bangga di antara masyarakat setempat. Dengan demikian, pelestarian seni tradisional seperti angklung dapat menjadi lebih relevan dan berkelanjutan di era modem ini.

"Semoga upaya kolaboratif ini tidak hanya memperkaya pengalaman budaya masyarakat setempat, tetapi juga meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan seni Indonesia secara keseluruhan," katanya.

Semua pencapaian ini, kata Ratna, memberikan gambaran positif tentang kontribusi pemerintah dalam pelestarian budaya melalui festival angklung, serta dampak positif yang dihasilkan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap seni tradisional Jawa Barat.

Makin diminati

Dijelaskan, pada tahun 2022, konsep Angklung Khatulistiwa (AKHU) menarik lebih dari 700-1.000 peserta langsung. Hal ini menunjukkan bahwa festival ini terus berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat

"Pertunjukan hari ini pada tahun 2023 juga menunjukkan partisipasi yang besar, khususnya dengan melibatkan 24 grup Angklung anak-anak SD, dengan total jumlah 1.200 pesertapemain angklung. Jumlah penonton para orang tua hampir 1.000 orang yang bergantian menunjukkan bahwa festival ini terus mendapat dukungan luas dari masyarakat, " katanya. 

Selain itu, kehadiran sanggar-sanggar seni dan penonton sekitar 800 orang lebih pada malam ini, dan total hari ini lebih 3.000 orang yang bermain, melihat, mendengar, menikmati kesenian angklung. "Pertunjukan Angklung SOUND-A, yang merupakan pertunjukan hasil kreasi seni dari sanggar-sanggar terpilih di tahun 2023, dan berikutnya mungkin sanggar Bapak/Ibu sekalian yang hadir di gedung ini," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement