REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA -- Perwakilan Tetap Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Abdulmohsen bin Khothaila, memperingatkan PBB atas standar ganda dan selektivitas dalam menerapkan hukum dan konvensi internasional. Ia juga memperingatkan bahwa praktik semacam itu dapat memiliki efek buruk pada keamanan dan perdamaian global.
Dia memimpin delegasi Saudi pada Pertemuan tahunan Para Pihak Tinggi pada Konvensi tentang Larangan atau Pembatasan Penggunaan Senjata Konvensional Tertentu.
Dalam pidatonya, Duta Besar Bin Khothaila menekankan peran penting konvensi dalam hukum humaniter internasional, menjaga keseimbangan antara kebutuhan militer dan masalah kemanusiaan. Dia meminta negara-negara anggota untuk menegakkan dan menghormati hukum kemanusiaan internasional dan konvensi.
Dilansir dari Saudi Gazette, Sabtu (18/11/2023), menyoroti eskalasi di Gaza dan sekitarnya, Khothaila menyatakan keprihatinan atas peningkatan serangan acak terhadap warga sipil dan infrastruktur, menggunakan senjata yang dilarang di bawah konvensi.
Dia mendesak komunitas internasional untuk campur tangan dan mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran yang menargetkan rakyat Palestina, menekankan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan hukum internasional, hukum kemanusiaan, dan konvensi PBB, termasuk Konvensi tentang Larangan atau Pembatasan Penggunaan Senjata Konvensional Tertentu.
Khothaila menekankan pentingnya laporan kepatuhan tahunan sebagai instrumen untuk menumbuhkan kepercayaan, integritas, dan kerja sama. Ia juga mencatat bahwa Kerajaan secara konsisten menyerahkan laporan nasionalnya.
Duta besar mengecam pernyataan baru-baru ini oleh seorang menteri Israel yang menyarankan penggunaan bom nuklir di Gaza. Ia dengan tegas menyatakan penolakan Kerajaan terhadap penargetan warga sipil dan pemindahan paksa rakyat Palestina.