Senin 20 Nov 2023 09:23 WIB

Setelah Berbohong Soal Markas Hamas, Kini Israel Klaim Temukan Terowongan di RS Al Shifa

Terowongan tersebut disebut memiliki kedalaman 10 meter dan panjang 55 meter.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Militer Israel (IDF) mengklaim mereka menemukan sebuah terowongan di bawah Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara.  ilustrasi
Militer Israel (IDF) mengklaim mereka menemukan sebuah terowongan di bawah Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel (IDF) mengklaim mereka menemukan sebuah terowongan di bawah Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara. Dalam pernyataannya IDF mengatakan mereka menemukan terowongan sepanjang (55 meter) dan kedalaman 10 meter di bawah fasilitas medis terbesar di Gaza, yang telah dikepung pasukan Israel selama beberapa hari.

Tentara Israel mempublikasikan video di saluran Telegram resminya yang menunjukkan seorang tentara turun ke dalam terowongan. IDF mengatakan rekaman itu diambil dengan dua kamera terpisah pada 17 November.

Baca Juga

Video tersebut menunjukkan sebuah tangga yang mengarah ke lorong beton melengkung yang berakhir dengan sebuah pintu. Tentara mengatakan itu pintu yang "tahan ledakan dan memiliki lubang tembak itu" mengarah ke dalam terowongan.

Menurut pernyataan tersebut, IDF mengatakan terowongan itu ditemukan "di area rumah sakit di bawah sebuah gudang di samping sebuah kendaraan yang berisi banyak senjata termasuk RPG, bahan peledak, dan senapan Kalashnikov".

Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan pintu masuk itu ditemukan ketika bulldozer militer Israel merobohkan dinding di luar kompleks rumah sakit. IDF juga menemukan lorong dengan tangga spiral dengan ketinggian 10 meter.

"Ini lorong besar yang memiliki tangga besi (spiral), kemudian memanjang 55 meter dan sampai ke pintu tahan ledakan," kata Hagari seperti dikutip Aljazirah, Ahad (19/11/2023).

Ia mengindikasi tentara Israel belum mencoba membuka pintu tersebut karena khawatir adanya jebakan. Hagari menambahkan intelijen Israel menduga di sisi lain pintu itu terowongan akan memecah atau akan "ada ruangan komando dan kontrol yang besar."  

Ia mengatakan pasukan IDF akan melanjutkan penyisiran di area tersebut yang kemungkinan ada akses ke rumah-rumah di sekitarnya. Israel menjadikan al-Shifa sebagai titik operasi sejak pasukan IDF memasuki rumah sakit tersebut pada Rabu (15/11/2023).

Sebelumnya Israel mengklaim Hamas membangun pusat komando operasi di bawah al-Shifa. Staf rumah sakit membantah tuduhan tersebut. 

BBC membongkar kebohongan Israel dalam video yang mengeklaim soal markas komando Hamas di rumah sakit al-Shifa. BBC mendapat akses lokasi yang ditunjukan dalam video dan menganalisis video tersebut.

Aljazirah melaporkan kemungkinan terdapat puluhan bahkan ratusan terowongan di Gaza tapi masalahnya ada tuduhan Israel.

Pekan lalu Hamas mengatakan salah satu tentara cadangan Israel yang ditawan meninggal dunia akibat serangan udara Israel di al-Shifa pekan lalu. Militer Israel mengatakan berdasarkan pemeriksaan forensik Noa Marciano yang berusia 19 tahun tewas akibat luka tak mematikan yang diakibatkan serangan udara.

"Berdasarkan informasi intelijen, informasi intelijen yang solid, Noa dibawa teroris Hamas kedalam dinding di rumah sakit al-Shifa, di sana ia dibunuh teroris Hamas," kata Hagari tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi Hagari mengatakan Hamas juga membawa sandera yang berwarga negara Nepal dan Thailand dalam serangan mendadak 7 Oktober ke RS al-Shifa. Ia tidak menyebutkan nama dua sandera tersebut.

Hamas tidak segera mengomentari pernyataan Hagari. Sebelumnya Hamas mengatakan membawa beberapa sandera ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Sedikitnya 13.000 warga Palestina, 5.500 di antaranya anak-anak, terbunuh di Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara dan darat.

Operasi militer di RS al-Shifa, yang menjadi titik fokus "genosida" selama enam minggu, memicu protes internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkannya sebagai "zona kematian" saat timnya mengunjungi fasilitas tersebut pada Sabtu kemarin.

Lebih dari 7.000 orang, termasuk pasien dalam kondisi kritis dan bayi yang baru lahir yang berjuang untuk hidup mereka, ditampung di dalam al-Shifa sebelum mereka yang dapat bergerak dipaksa keluar akhir pekan ini.

Tiga puluh satu bayi prematur dievakuasi pada hari Ahad dan dibawa ke rumah sakit Eropa dan Nasser di selatan Jalur Gaza. Menurut laporan dari staf medis di dalam al-Shifa, beberapa pasien masih berada di rumah sakit dan diinterogasi pada Ahad.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement